REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II menyatakan dengan beroperasinya New Priok Container Terminal One (NPCT1) atau Pelabuhan Kalibaru, kapal-kapal bermuatan besar tidak perlu lagi singgah di Singapura.
Direktur Utama Pelindo II Elvyn G Masassya usai mendampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam peninjauan di Pelabuhan Kalibaru, Jakarta Utara, Sabtu, mengatakan pelabuhan tersebut dibangun berdasarkan standar internasional dan steril.
"Terminal ini memberikan volume perdagangan yang besar sehingga kapal-kapal besar dari Eropa bisa langsung ke sini, tidak perlu lagi singgah ke Singapura," katanya.
Dia mengatakan saat ini New Priok Container Terminal One (NPCT1) yang merupakan fase 1A dari keseluruhan Proyek New Priok Container Terminal secara komersial telah beroperasi sejak Kamis, 18 Agustus 2016.
Lebih lanjut dia menjelaskan NPCT1 memiliki luas lahan kurang lebih 32 hektare dan kapasitas sebesar 1,5 juta TEUs per tahun dengan total panjang dermaga 850 meter pada akhir 2016 dan kedalaman -14 meter LWS (akan dikeruk secara bertahap hingga -20 meter).
Terminal baru tersebut diproyeksikan dapat melayani kapal peti kemas dengan kapasitas 13.000 hingga 15.000 TEUs dengan bobot di atas 150.000 DWT.
"Terminal 2 dan 3 juga nantinya masing-masing bisa menampung hingga 1,5 juta TEUs, totalnya 4,5 juta TEUs dan akan menambah kapasitas Pelabuhan Tanjung Priok sebesar enam juta TEUs," katanya.
Dia berharap peresmian terminal tersebut segera dilakukan dan diperkirakan pekan pertama pada September ini, namun harus menunggu persetujuan Presiden Joko Widodo. Untuk mendukung itu semua, Elvyn mengatakan telah mendata potensi konsumen yang akan menggunakan terminal tersebut.
"Kami telah mengumpulkan data-data 'cargo owner' (pemilik kargo) untuk menginformasikan bagaimana barang-barang bisa masuk ke NPCT1 tanpa harus singgah," katanya.
Selain itu, dia mengatakan juga tengah mengintegrasikan sistem teknologi informasi terpadu, yaitu Inaportnet yang akan diterapkan September mendatang.
"Kami juga akan menyatukan sistem IT terintegrasi dari Pelindo I sampai Pelindo IV agar semakin mudah antardaerah dan terhubung ke kawasan industri dengan kawasan transportasi," katanya. Dia mengatakan upaya tersebut bermuara ke penurunan biaya logistik agar bisa segera terwujud.