Kamis 25 Aug 2016 09:43 WIB

Menkominfo: Perbedaan Tarif Telpon tak Sehat

ponsel / Ilustrasi
Foto: pixabay
ponsel / Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan perbedaan tarif percakapan telpon antara sesama jaringan operator (on-net) dan lintas operator (off-net) perlu diatur untuk menyehatkan industri komunikasi.

Menurut dia, saat ini harga percakapan telpon sangat timpang antara panggilan telpon ke sesama operator dibandingkan panggilan telpon lintas operator.

"Ada yang menggratiskan ke sesama operator, tapi ke luar, lain operator biayanya Rp 2.000 per menit. Jadi ini tidak sehat, rasionya bisa ribuan kali," katanya di DPR pada Rabu (25/8) malam.

Akibatnya menurut dia, industri tidak efisien karena hanya mendorong untuk berkutat pada percakapan sesama operator. Hal ini mempengaruhi perilaku masyarakat yang tidak efisien dengan memiliki lebih dari satu sim card dan satu telpon selular.

"Jadi masyarakat kalau mau telpon Simpati pakai kartu Simpati, kalau XL pakai XL, Indosat pakai Indosat, ini tidak sehat," katanya dikutip dari Antaranews.

Ia mengatakan saat ini 350 juta sim card yang beredar di masyarakat, sedangkan pelanggan riilnya hanya 160-170 juta. Artinya setiap pelanggan diperkirakan memiliki dua sim card lebih. Begitu pula jumlah telepon selular yang lebih dari satu.

Hal ini, menurut dia tidak efisien, karena biaya pemeliharaan yang begitu besar pada sim card. Padahal, bila sim card hanya satu setiap pelanggan, maka akan banyak melakukan penghematan.

Selain itu, perilaku masyarakat yang didorong untuk memiliki lebih dari satu telepon seluler guna menghemat biaya percakapan.

"Ini kan tidak mendidik," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement