Rabu 24 Aug 2016 21:26 WIB

Teknologi Membuat Manusia Jadi Bodoh?

Wartawan Republika, Winda Destiana Putri
Foto: Dok. Pribadi
Wartawan Republika, Winda Destiana Putri

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Wartawan Republika, Winda Destiana Putri

Laman Dailymail belum lama ini membuat ulasan dari para peneliti di Inggris tentang konsekuensi ketergantungan manusia terhadap teknologi, terutama terhadap gadget seperti telepon pintar, tablet, dan perangkat lain. Penelitian mereka sebelumnya menyebutkan seringnya menggunakan mesin pencari dan navigasi satelit di internet akan mengotori otak.

Sebagai contoh, ketika seorang pengemudi melakukan perjalanan dengan menggunakan navigasi satelit, hal tersebut akan memengaruhi memori seseorang. Para pengemudi akan sedikit mengingat apa yang ia lihat sepanjang jalan dan akan lupa untuk kembali ke jalan tersebut tanpa menggunakan navigasi satelit. Mencari sesuatu dengan bantuan mesin pencari di internet justru membuat peluang mengingat informasi itu akan hilang tanpa bantuan mesin pencari.

Evan Risko, Profesor Psikologi Kognitif Universitas Waterloo mengatakan semakin berkembangnya teknologi justru menyebabkan sindrom digital dimensia yang akan membuat anak-anak mengingat cara berhitung yang lebih sukar. Atau lebih mudahnya, mereka malah mencari sesuatu melalui gadget tanpa berusaha membuat otaknya bekerja terlebih dahulu.

Kasus serupa juga sering ditemui beberapa orang ketika ditanya pertanyaan yang mudah, karena kurang yakin mereka menggunakan gadget untuk mengetik di mesin pencari tanpa berani terlebih dahulu mengutarakan jawaban tersebut. Bila dalam kompetisi, terlalu banyak mencari di mesin pencarian dengan banyaknya informasi yang muncul terkadang malah membuat pilihan semakin sulit ketimbang percaya pada kinerja otak.

Penggunaan teknologi yang tidak sehat juga akan membuat si pengguna mengalami gangguan mental. Seperti penelitian yang dilakukan kelompok dokter di Amerika Serikat. Tidak sedikit remaja di Negeri Paman Sam itu menjadi begitu terobsesi dengan media sosial seperti Facebook, Twitter, Snapchat dan sebagainya. Mereka bahkan tanpa sadar mengorbankan kesehatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement