REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Meski listrik menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari hari, namun banyak dari masyarakat yang belum memahami sepenuhnya bagaimana mengelola sumber energi strategis tersebut.
Hal itu terlihat dari diskusi tentang listrik yang dilakukan General Manager PLN Pusat Pengatur Beban (P2B) Eko Yudo Pramono dengan siswa SMA 68 Salemba Jakarta Pusat, Selasa (23/8). Para siswa yang semula tidak paham tentang dunia kelistrikan, di akhir acara justru banyak melontarkan pertanyaan.
Mereka mempertanyakan wilayah luar Jawa belum telistriki, energi alternatif apa saja yang akan digunakan PLN jika energi batubara habis, tindakan kecurangan pemakaian listrik, inovasi PLN dalam penggunaan energi.
Eko Yudo menjawa satu persatu setiap pertanyaan. Menurutnya, 12 persen wilayah Jawa yang belum tersalurkan listrik lebih disebabkan faktor alam. Misal wilayah terpencil, lokasinya yang tidak memungkinkan untuk dibangun pembangkit ataupun jaringan transmisi.
Sehingga PLN berupaya menciptakan energi yang tersedia di alam tersebut. Misal melalui PLTMH, membangun pembangkit tenaga bayu, bahkan teknologi yang terbarukan. "Kegiatan seperti ini berguna untuk membangun motivasi dan berbagi pengalaman dengan siswa sekolah," kata Eko.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari program BUMN mengajar yang dilakukan PLN di sejumlah kota dan kabupaten di Indonesia. Program ini merupakan komitmen Kementerian BUMN dalam rangka memperingati HUT RI ke-71 serta untuk menumbuhkan dan memupuk rasa kebanggan berbangsa dan bertanah air Indonesia kepada seluruh masyarakat di pelosok negeri. Dalam hal ini, Direksi PLN dan General Manager di unit-unit PLN mengabdi seharian pada kegiatan yang bertajuk PLN Mengajar di sekolah-sekolah untuk menyemai inspirasi dan membangun karakter pemuda-pemudi negeri.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
