Sabtu 20 Aug 2016 21:09 WIB

Khofifah: Full Day School Lihat Kesiapan Sekolah

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan wacana full day school jika diterapkan sebagai program nasional harus melihat kesiapan dan daya dukung sekolah.

"Anakku itu empat-empatnya (keempatnya sekolah) di full day school. Saya kebetulan mengelola sekolah yang juga menerapkan sistem full day school," katanya di Semarang, Sabtu (20/8).

Menurut Khofifah, pondok pesantren pun bukan hanya menerapkan sistem full day school, namun sudah full time atau setiap waktu sehingga konsep full day school sudah lama ada.

"Bukan hanya siap. Saya tadi bilang anakku empat-empatnya full day school. Artinya, sudah lama (sistem full day school, red.) ini ada," ujarnya.

Jadi, kata dia, sebenarnya bergantung bagaimana memaknai dan lingkungan tumbuh kembang anak dalam menyikapi full day school karena sudah ada beberapa sekolah yang menerapkannya.

Namun, ia menilai sekolah-sekolah yang sudah representatif daya dukungnya bisa menerapkan sistem full day school, seperti ketersediaan fasilitas olahraga dan fasilitas ekstrakurikuler.

Kemudian, kata Khofifah, ketersediaan laboratorium untuk sarana eksperimen siswa terkait berbagai mata pelajaran hingga penerapan sistem moving class, yakni kelas yang berpindah.

"Kebetulan, sekolah di mana saya mengelola menerapkan moving class. Jadi, pelajaran Fisika di (kelas, red.) sana, Matematika di kelas sana, dan pelajaran agama di sana," jelasnya.

Dengan begitu, ia mengatakan para siswa yang bersekolah tidak merasa bosan meski sudah menerapkan full day school.

"Anak-anak (di sekolah yang dikelolanya, red.) banyak yang tidak mau pulang sebelum disuruh pulang karena saking kerasan dan betahnya dia berada di sekolah. Namun, tidak bisa disamakan," katanya lagi.

Sebab, kata dia, ada sekolah di daerah terpencil yang kelasnya dan gurunya terbatas, seperti kelas I-VI hanya ada 1-2 guru tentunya tidak mungkin untuk diterapkan full day school.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement