REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, berkunjung ke kediaman BJ Habibie untuk meminta restu dan wejangan dari Presiden ketiga RI itu terkait penunjukannya sebagai Menko Polhukam dalam Kabinet Kerja.
Selain sebagai orang yang dituakan, Habibie juga disebut Wiranto sebagai rekan sesama tim saat menghadapi pergantian pemerintahan dari Orde Lama yang dipimpin Presiden Soeharto ke masa reformasi. Pada saat itu, Wiranto yang menjabat sebagai Panglima ABRI sekaligus Menteri Pertahanan dan Keamanan membantu Habibie memastikan agar masa transisi pemerintahan berjalan mulus, damai, dan tidak merugikan kepentingan nasional.
"Tentu saja saat sekarang saya diangkat menjadi menteri dalam Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo sebagai orang yang lebih muda tentu saya melaporkan dan minta doa restu. Karena beliau (Habibie) sebagai mantan presiden bisa melihat secara kritis apa yang dialami oleh negeri ini," ujar Wiranto saat ditemui di kediaman BJ Habibie di kawasan Patra Kuningan, Jakarta, Jumat (19/8).
Dalam silaturahim yang berlangsung sekitar satu jam tersebut, Wiranto mengaku diberi pesan oleh Habibie tentang pembangunan keamanan dan ketenteraman di Tanah Air.
"Sebab bisa saja fisik aman tetapi hatinya tidak tenteram. Ini masukan yang cukup dalam dari pak Habibie dan harus diperhatikan," kata dia.
Selain bertemu BJ Habibie, Wiranto juga menyempatkan bertemu dengan para pimpinan partai politik diantaranya PDI Perjuangan, Golkar, dan PPP untuk membahas pembangunan politik yang kondusif.
"Tentu harus punya kawan sehingga saya mendapat kesepahaman dalam membangun kondisi politik yang kondusif dan amanah, artinya politik jadi unsur penting dalam bernegara agar tidak menimbulkan kekisruhan, malah harus membangun satu kondisi yang menenteramkan dan berguna bagi masyarakat," kata mantan Ketua Umum Partai Hanura itu.