Kamis 18 Aug 2016 04:11 WIB

Ini Cara Generasi Muda Agar tak Terjajah Bangsa Lain

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Pameran IPTEK.    (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Pameran IPTEK. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – Gubenur Jawa Timur Soekarwo berpesan kepada generasi muda di Jawa Timur untuk meningkatkan kualitas ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) dalam memaknai kemerdekaan saat ini. Jika dahulu para pahlawan meraih kemerdekaan melalui berperang melawan penjajah, maka generasi saat ini harus bisa meningkatkan kemampuan dalam dunia Iptek agar tidak terjajah oleh bangsa lain.

“Kemerdekaan harus diisi dengan kesejahteraan. Kehidupan di era globalisasi seperti sekarang ini diisi dengan daya saing yang ditentukan oleh sumber daya manusia yang berkualitas dalam pertarungan itu,” ujar Pakde Karwo, sapaan akrabnya, seusai upacara peringatan HUT ke-71 Kemerdekaan Republik Indonesia di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Rabu (17/8).

Untuk meningkatkan kualitas SDM, Pemprov Jatim fokus pada pendidikan vokasional atau keterampilan. Selain itu, daya saing produk yang dihasilkan oleh warga Jatim. Hal ini ditentukan oleh kualitas, produk yang lebih kompetitif dan distribusi barang yang lebih cepat.

Menurutnya, kemerdekaan saat ini harus dimaknai dengan  meningkatkan daya saing  khususnya dalam hal Iptek. Sebab, Iptek  menjadi syarat mutlak agar Indonesia bisa bersaing di era persaingan global ini. “Kita harus merdeka terhadap kekalahan dalam persaingan Iptek. Dan kunci utama harus menjadikan pendidikan vokasional dikalangan anak muda untuk menjadi bagian penting dalam meningkatkan kualitas,” katanya.

Ia menambahkan, generasi muda tidak cukup hanya dibekali dengan peningkatan kualitas Iptek tetapi juga harus dibarengi diperkuatnya basis spiritual, moralitas dan etika. Sebagian besar negara yang berkembang mengutamakan hal tersebut sebagai bagian  dari proses pembangunan. “Sebagai contoh, Korea Selatan dan Jepang menjadikan basis etika , moralitas dan spiritual  didalam proses pembangunan agar bisa semakin besar. Hal tersebut dibuktikan dengan kemajuan pesat kedua negara tersebut sampai saat ini,” ungkapnya.

Dia menyatakan, kemerdekaan bagi warga Jatim ialah adanya pembangunan inklusif dimana kemiskinan dan pengangguran menjadi rendah. Ia menyebutkan, saat ini di Jawa Timur terdapat  sekitar 4.700 ribu penduduk miskin atau sekitar 12 persen dari total 39 juta penduduk. Sedangkan untuk pengangguran masih tercatat 800 ribu pengangguran dari 20 juta tenaga kerja yang tersedia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement