Kamis 18 Aug 2016 01:22 WIB

370 Siswa Sekolah Islam Ikut Kontes Olimpiade Robot di NTB

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Dwi Murdaningsih
Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) di Lampung sedang merakit peluncur roket air dalam kontes robot di Bandar Lampung, Selasa (29/3).
Foto: Antara/Agus Setyawan
Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) di Lampung sedang merakit peluncur roket air dalam kontes robot di Bandar Lampung, Selasa (29/3).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pemerintah Provinsi NTB menggelar kontes Internasional Islamic School Robot Olympiad ke 5 yang diselenggarakan di Lombok Epicentrum Mall (LEM) sejak Rabu (17/8) hingga Jumat (19/8) mendatang. Total peserta yang mengikuti lomba mencapai 370 orang terdiri dari berbagai sekolah Islam di Indonesia dan luar negeri seperti Malaysia.

Ketua panitia lomba, Yudi Tri Wibowo mengatakan kegiatan lomba robot sudah pernah dilakukan di Malaysia sebanyak dua kali, kemudian di Yogyakarta, Bandung dan sekarang di NTB. Total peserta sendiri yang terdiri dari anak-anak sekolah mencapai 370 orang diantaranya 30 orang berasal dari Malaysia.

“Kompetisi diikuti sebanyak 370 orang dengan sembilan kategori lomba yaitu kategori Sumo, Aerial, Transporter, Chef, Under Water, Theater, Soccer, Fire Lighting dan Rescue. Namun, minim peserta dari NTB dan Papua,” ujarnya kepada wartawan di LEM, Rabu (17/8).

NTB sengaja dipilih lantaran berkaitan dengan destinasi wisata halal yang menjadi ikonnya. Dengan ajang ini diharapkan juga akan banyak wisatawan mancanegara yang datang ke Lombok.

“Kita sengaja memilih NTB karena ikon destinasi wisata halal. Tahun depan kita akan selenggarakan di Jepang dengan harapan pada 2018 mendatang akan ada peserta dari Jepang,” katanya.

Menurutnya, saat ini Komunitas Robot Indonesia sudah memiliki anggota online sebanyak 12 ribu se-Indonesia. Dengan keanggotaan yang bervariasi mulai dari anak SD, Profesor hingga Ibu Rumah Tangga. Selain itu, di tingkat Asia, Indonesia memiliki keunggulan terkait robot

“Harapannya ke depan dengan kegiatan ini, bisa menjadi pembelajaran pada anak dan bisa menghasilkan produk yang ada. Anak bisa main lebih produktif,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement