Rabu 17 Aug 2016 16:31 WIB

Menlu Akui Pembebasan Sandera di Filipina Semakin Sulit

Rep: satria kartika yudha/ Red: Esthi Maharani
Penyanderaan 7 WNI di Filipina. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memberikan paparan saat konferensi pers terkait penyanderaan WNI di wilayah Filipina, Jakarta, Jumat (24/6).
Foto: Republika/ Wihdan
Penyanderaan 7 WNI di Filipina. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memberikan paparan saat konferensi pers terkait penyanderaan WNI di wilayah Filipina, Jakarta, Jumat (24/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengakui upaya pembebasan para WNI yang disandera kelompok militan Abu Sayyaf ‎di Filipina saat ini lebih sulit.  Retno menjelaskan, situasi di Filipina kurang kondusif karena ada pertempuran antara kelompok Abu Sayyaf dengan militer Filipina.

‎"Ada pengepungan juga sehingga situasinya lebih sulit.  Tanpa adanya pertempuran dan pengepungan pun situasinya sangat sulit," kata Retno di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (17/8).

‎Retno mengatakan, pemerintah akan terus melakukan koordinasi dengan pemerintah Filipina. Retno menegaskan, pemerintah akan sangat mendahulukan keselamatan WNI dalam upaya pembebasan ini.

"Doakan saja, dalam waktu yang tidak lama saudara-saudara kita ini bisa dibebaskan," ujarnya.

Retno juga mengakui belum mengetahui secara pasti bagaimana kondisi terkini para sandera. Namun, tegas dia, pemerintah akan semakin meningkatkan koordinasi dan upaya-upaya pembebasan.

"Kita bekerja keras dari hari ke hari. Tidak kurang sedikit pun, bahkan semakin hari semakin kita tingkatkan," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement