Selasa 16 Aug 2016 19:26 WIB

Ini Pengakuan Petani di Kabupaten Belu kepada Mendes Eko

Menteri Desa dan Bupati Belu meninjau ladang pertanian Tomat, Bawang dan Wortel di Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur kabupaten Belu - NTT
Foto: Ist
Menteri Desa dan Bupati Belu meninjau ladang pertanian Tomat, Bawang dan Wortel di Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur kabupaten Belu - NTT

REPUBLIKA.CO.ID, BELU  -- Sebanyak 69 desa di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur telah menggunakan dana desa dari APBN dengan total Rp 96 miliar tahun ini. Dana Desa itu dibagi untuk 69 desa di 12 kecamatan, dengan rata-rata per desa menerima Rp 600 juta - Rp 700 juta.

Vincensius Moruk, seorang pegawai di Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Belu menuturkan, penggunaan dana desa di Silawan rata-rata untuk sarana usaha tani dan penyediaan air.

"Mayoritas dana desa di Belu untuk pendukung pertanian. Modelnya jalan usaha tani, sarpras kebutuhan alat tani seperti hand tractor, mesin penyedot air dumur, bibit pertanian. Itu kita pakai dari dana desa," ujar Vincen saat blusukan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Sandjojo ke Desa Silawan, Senin (16/8).

Dia menuturkan, adanya dana desa sangat membawa perubahan bagi masyarakat di Belu. "Bayangan saja pak, dulu kita di desa hanya nunggu program dari kabupaten dan itu juga kalau ada. Sekarang kita di desa buat rencana program sendiri sampai menggunakan dana itu juga sendiri. Ini langsung nyata kita rasakan di Belu," ujarnya.

Mendes Eko Sandjojo menyebut jika sarana desa di Belu sudah cukup berkembang. Jalan juga sudah bagus sehingga tak banyak kendala soal akses. "Karena sarana jalan sudah, kita arahkan dana desa buat pengembangan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat," ujarnya.

Mendes Eko juga mengajak masyarakat desa untuk terus mengembangkan kreativitas ekonomi, seperti pertanian, peternakan, juga produk kerajinan dan budidaya garam.

"Karena di Belu ini masih banyak yang belum bisa bahasa Indonesia dan belum menguasai program, maka pendamping desa harus punya kualivikasi bisa bahasa Indonesia dengan baik dan tentunya menguasai program serta budaya setempat," jelasnya dalam siaran persnya, Selasa (16/8).

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement