REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Roos Akbar, seorang penumpang pesawat mengatakan genangan air di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta dinilai sebagai kelalaian yang tidak bisa ditoleransi.
"Itu kelalaian yang tidak bisa diterima. Sebagai orang awam, tentu terimanya bangunan itu sudah benar," ujarnya kepada Republika, Senin (15/8).
Roos mengibaratkan seperti saat membeli mobil. Pasti, menurut dia, kalau baru dibeli lalu mogok di tengah jalan, konsumen akan komplain kepada penjualnya. Begitu pula dengan terminal 3 Ultimate yang belum ada satu bulan dioperasikan ini.
Roos menilai adanya kejadian tersebut seharusnya dikembalikan kepada proses pembangunannya. Mulai dari desain pembangunannya, engineering bangunannya, dan serah terimanya. Menurut dia, mungkin bangunan tersebut saat ini masih menjadi tanggung jawab pihak kontraktor. Mengingat pembangunan juga belum sepenuhnya rampung.
PT Angkasa Pura II (Persero) memohon maaf kepada masyarakat khususnya penumpang pesawat dan pengunjung bandara atas ketidaknyamanan akibat dampak dari adanya genangan air. Head of Corporate Secretary & Legal PT Angkasa Pura II Agus Haryadi berharap masyarakat selalu memberikan perhatian dan masukan agar Terminal 3 dapat menjadikan Bandara Internasional Soekarno-Hatta sebagau kebanggaan kita bersama.