Ahad 14 Aug 2016 00:34 WIB

Pengamat Sebut Ahok tidak Bisa Lagi Petantang-petenteng

Rep: dadang kurnia/ Red: Citra Listya Rini
Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok
Foto: Foto : Mgrol_76
Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Univeristas Paramadina Hendri Satrio berpendapat, saat ini Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak bisa bersikap seenaknya terhadap partai politik. Terlebih, setelah Ahok menyatakan untuk maju di Pilkada DKI Jakarta 2017 melalui partai politik.

"Ahok tidak ideal lagi petantang-petenteng. Ada satu parpol saja menarik dukungan, bisa tidak jadi maju," kata Hendri dalam diskusi di Cikini, Jakarta, Sabtu (13/8).

Seperti diketahui, hingga saat ini sudah ada tiga partai politik yang menyatakan dukungannya ke Ahok, yakni Nasdem, Hanura, dan Golkar. Namun begitu, menurutnya dukungan partai-partai tersebut harus disikapi dengan bijak oleh Ahok dalam menentukan siapa yang akan mendampinginya di Pilgub DKI 2017.

Pasalnya, bisa jadi ketiga parpol tersebut mengajukan nama calon wakil gubernur yang bisa mendampingi Ahok. Jika nama yang dipilih Ahok tidak sesuai dengan salah satu partai pendukung, bukan tidak mungkin ada yang mencabut dukungannya.

Jika itu terjadi, Ahok akan menemui hambatan untuk kembali mendusuki kursi DKI satu. "Misalnya Golkar mengajukan Nusron Wahid, Hanura ajukan Yuddy Chrisnandy. Ada tekanan harus ambil calon, makanya Ahok butuh tambahan partai," kata Hendri.

Hambatan lain yang bisa ditemui Ahok adalah karena pernah mencampakan Gerindra dengan alasan nerbeda baham. Sikap Ahok tersebut menurutnya tidak mungkin dilupakan partai politik. Apalagi, jika parpol memiliki kader lain yang dirasa bisa dimajukan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement