Sabtu 13 Aug 2016 23:29 WIB

Warga Bentrok di Lampung Timur Mulai Berdamai

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Karta Raharja Ucu
Bentrokan warga/ilustrasi
Foto: pixabay
Bentrokan warga/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Bentrokan kelompok warga di Desa Margasari, Kuala Penet, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur, Kamis (11/8) petang lalu, masih dalam proses perdamaian hingga Sabtu (13/8). Situasi dan kondisi keamanan di lokasi kejadian sudah berangsur pulih.

Kapolda Lampung, Brigjen Pol Ike Edwin mengatakan kondisi keamanan warga yang bentrok sudah mulai kondusif. “Situasi sudah kondusif, upaya perdamaian terus dilakukan,” kata Kapolda Ike Edwin, Sabtu (11/8).

Aparat belum melakukan penahanan dan pemeriksaan terhadap tersangka provokator bentrokan kelompok warga yang mayoritas nelayan tersebut. Kapolda berharap proses hukum dilakukan namun yang terpenting upaya perdamaian harus dilakukan terlebih dahulu.

 

Jajaran kepolisian di Lampung terus mengadakan dialog terhadap warga di enam desa di kecamatan tersebut. Polisi terus mengupayakan perdamaian agar situasi dan kondisi di lokasi bentrok benar-benar kondusif, dan warga bisa beraktivitas kembali.

Pada Kamis (11/8) petang, ratusan warga yang berprofesi nelayan, bentrok di Desa Kuala Penet, Labuhan Maringgai. Data yang diperoleh, tiga rumah warga dibakar. Polda Lampung menerjunkan 150 personil untuk mengamankan lokasi kejadian.

Bentrok warga dipicu hadirnya proyek pengerukan pasir laut di kawasan tangkap nelayan setempat. Seorang warga diduga bersekongkol dengan pihak investor PT Sejati 555 Sampurna Nuswantara (SSN), untuk memuluskan proyek tambang pasir laut tersebut.

Proyek tambang pasir laut tersebut, membuat puluhan nelayan setempat menyandera kapal tongkang muatan pasir 4.000 kubik milik PT SSN di arela Tanjung Bohong. Di duga pasir tersebut hasil pengerukan di wilayah nelayan Kuala Penet.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement