Jumat 12 Aug 2016 16:01 WIB

PDIP: Awalnya Kami Dukung Ahok, tapi Momentumnya Dirusak

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Bilal Ramadhan
Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok
Foto: Foto : Mgrol_76
Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekjen PDI Perjuangan Ahmad Basarah mengatakan, partainya telah berencana menduetkan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, dengan Djarot Saiful Hidayat dalam menghadapi Pilkada DKI Jakarta 2017.

Namun, sikap Ahok yang dinilai arogan dan merasa lebih besar dari partai justru membuat PDIP untuk berpikir ulang untuk mengusungnya.

''Skenario Ahok-Djarot itu lama. Karena dari etnis Tionghoa bisa pimpin Jakarta yang plural. Kami PDIP dukung Ahok dan ingin jadikan Ahok pilot project. Namun dalam prosesnya Ahok merusak momentum itu,'' ungkap Basarah, kepada wartawan, di Kompleks Parlemen Senayana, Jakarta, Jumat (12/8).

Ada beberapa momentum yang dinilai Basarah telah merusak hubungan Ahok dengan PDIP. Pertama, lanjut dia, Ahok pernah memberikan Megawati ultimatum selama sepekan untuk mengusungnya.

Namun, karena PDIP menjaga maruah partai, maka Megawati mengabaikan intimidasi tersebut. Selanjutnya, Basarah mengatakan Ahok pernah meminta PDIP mendukungnya lewat jalur perseorangan. ''Nah, ini juga satu hal yang tidak mungkin. Konsep gotong royong disuruh dukung calon perseorangan,'' ujar dia.

Lalu, Basarah menceritakan, saat Ahok meninggalkan Teman Ahok dan memilih jalur Parpol. Ahok pernah menemui Megawati dan melaporkan keputusannya tersebut. Hanya saja, respons Megawati saat itu sangat normatif dan menyatakan PDIP punya mekanisme.

Mestinya, Basarah menuturkan, kalau Mega sudah menjawab begitu, Ahok harusnya tangkap kalau mau diusung ya daftar. ''Tapi besoknya Ahok bilang Parpol jangan sombong dan akan daftar lewat tiga parpol dan tidak menunggu dukungan PDIP,'' ucap dia.

Artinya, Ahok sendiri yang ambil keputusan untuk tidak sama-sama PDIP. Dengan demikian, Basarah menegaskan skenario Ahok-Djarot digugurkan sendiri oleh Ahok.

Basarah menambahkan, PDIP tidak mungkin memaksa atau mengemis agar Ahok mendaftar ke PDIP. Sebab, antara Ahok dan PDIP jidak dibandingan tidaklah seimbang.

PDIP, menurutnya, adalah partai besar yang lahir dengan perjuangan pergerakan kemerdekaan. Sehingga, sangat tidak pantas jika partai besar disandingan dengan pribadi Ahok. ''Terlalu besar PDIP untuk dibandingkan dengan pribadi Basuki Tjahaja Purnama,'' tegas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement