REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengoperasian Terminal 3 Bandara Internasioal Soekarno-Hatta diharapkan bisa menarik sedikitnya 1 juta turis mancanegara per tahunnya. Hal ini karena Terminal 3 akan berfungsi sebagai bandara transit untuk sejumlah penerbangan internasional, termasuk penerbangan dari Australia ke Cina dan India.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam tinjuannya saat pengoperasian perdana Terminal 3 menyebutkan, keberadaan Terminal 3 diyakini bisa menjadi gerbang pariwisata Indonesia dan menjadi magnet yang kuat bagi pelancong asing.
Pengoperasian Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta diawali dengan penerbangan maskapai penerbangan Garuda Indonesia rute Jakarta-Jayapura pada Selasa (9/8) pukul 01.20 WIB. Terminal 3 sendiri saat ini baru melayani penerbangan domestik Garuda Indonesia.
Penerbangan internasional Garuda Indonesia baru sepenuhnya dilayani di Terminal 3 pada Maret 2017 mendatang. Kapasitas penumpang Terminal 3 saat ini baru 12 juta penumpang per tahun. Pada pengoperasian penuh di tahun depan, kapasitasnya bisa mencapai 25 juta penumpang per tahun.
Budi menjelaskan, Maret tahun depan Terminal 3 akan terhubung dengan Terminal 1 dan 2 Soetta dengan people mover berupa kereta listrik tanpa awak. Fungsi dari kereta ini untuk memfasilitasi penumpang yang penerbangan lanjutan dan harus berpindah dari satu terminal ke terminal lainnya.
Selain itu, sejalan dengan people mover, kereta bandara juga akan siap melayani penumpang dan menghubungkan Stasiun Manggarai dan Bandara Soetta. "Pertama yang kita lihat ini cukup megah, luas dengan suatu flow yang jauh lebih baik, yang lain ada satu teknologi yang sama baiknya dengan teknologi di dunia, seperti x-ray, CCTV, dan beberapa kegiatan lainnya itu lebih advance," kata Budi di Terminal 3 Soetta, Selasa (9/8).
Terminal 3 Soetta saat ini dilengkapi dengan dua runway atau landasan pacu yang mampu memfasilitasi 72 pergerakan pesawat per jamnya. Tahun depan, pergerakan landasan pacu akan ditingkatkan menjadi 100 pergerakan pesawat dengan cara membangun east cross taxiway, meningkatkan exit traffic way, dan juga membangun landasan pacu ketiga.
"Runway ketiga sekarang sedang dilakukan pembebasan tanah, diselesaikan pada saat sebelum Asean Games, yaitu pertengahan 2018," kata Budi.
Selain itu, Budi menambahkan bahwa Terminal 1 dan 2 Soetta akan mengalami revitalisasi secara bertahap setelah Terminal 3 mulai beroperasi. Peremajaan kedua terminal diharapkan akan rampung pada Maret 2018 bersamaan dengan rampungnya pembangunan landasan pacu ketiga untuk Terminal 3.
Peremajaan untuk terminal 1 dan 2 yang menelan biaya sekitar Rp 2 triliun ini akan melengkapi kapasitas Bandara Soetta mencapai 65 juta penumpang per tahun.
Sementara itu, Budi juga meminta kepada pengelola bandara yakni PT Angkasa Pura II untuk melakukan sosialisasi lebih gencar kepada calon penumpang agar tidak ada lagi penumpang yang kebingungan. AP II juga diminta mengoptimalkan akses khusus menuju Terminal 3 dan melengkapi penunjuk arah.
"Saya sudah berkoordinasi dengan AP II, otoritas kebandaraan supaya apa yang dilakukan ini lebih baik dan dikomunikasikan," ujarnya.