Selasa 09 Aug 2016 22:19 WIB

'Pemerintah Terus Waspadai Pergerakan ISIS'

Kepala BNPT Komjen Pol. Drs Suhardi Alius (kanan) dan Deputi Kerjasama Internasional Irjen Pol. Dr. Petrus Golose saat bertemu delegasi AS di Nusa Dua, Selasa (9/8).
Foto: bnpt
Kepala BNPT Komjen Pol. Drs Suhardi Alius (kanan) dan Deputi Kerjasama Internasional Irjen Pol. Dr. Petrus Golose saat bertemu delegasi AS di Nusa Dua, Selasa (9/8).

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Kepala BNPT Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius bertemu dengan delegasi Amerika Serikat (AS) untuk membahas pencegahan terorisme (counter terrorism). Pertemuan itu digelar di sela-sela The 2nd Summit International Meeting for Counter Terrorism di Nusa Dua, Bali, Selasa (9/8) sore.

Pada pertemuan itu, Kepala BNPT didampingi Deputi Bidang Kerjasama Internasional Irjen Pol. Dr. Petrus Golose. Dari pihak AS hadir Mr. Justin Siberell (Acting Coordinator for Counter Terrorism, Ministry of Foreign Affairs), Mr. Mark Clark (Acting Wakil Dubes AS), dan Ms. Geneve Mencher (Political Officer). Pertemuan itu membahas perkembangan terkini ancaman terorisme di berbagai negara, khususnya dengan keberadaan Foreign Terrorist Fighter (FTF).

"Pemerintah Indonesia saat ini masih terus mengantisipasi dan mewaspadai sejumlah pergerakan yang dilakukan kelompok teroris, khususnya simpatisan ISIS. Hal itu dilakukan demi untuk mencegah berbagai kemungkinan serangan atau aksi yang akan dilakukan ISIS," kata Komjen Pol Suhardi Alius.

Ia juga menyinggung bahwa ISIS sedang aktif melakukan berbagai propaganda dan hampir semua aksi teroris yang terjadi di belahan dunia dilakukan oleh ISIS. Bahkan tahun 2016, ISIS dua kali mendalangi aksi bom bunuh diri di Jalan Thamrin Jakarta, 14 Januari dan Mapolresta Surakarta sehari menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Komjen Suhardi Alius menjelaskan bahwa pergerakan ISIS di Indonesia dikendalikan oleh Bahrum Naim, warga Indonesia yang kini berada di Raqqa, Suriah. Ia adalah salah satu idola anggota ISIS di Indonesia dan terus melakukan penggalangan melalui jaringannya di Nusantara.

"Bahrun Naim merupakan otak utama aksi ISIS di Indonesia. Dan saat ini, melalui berbagai alat propaganda, ia terus melakukan ancaman pembunuhan terhadap aparat keamanan di Indonesia," jelas Komjen Suhardi Alius.

Selain itu dalam pertemuan itu juga dibicarakan pengalaman-pengalaman Indonesia dalam pencegahan paham radikalisme dan terorisme dengan menggunakan soft approach (pencegahan) dan hard approach (penindakan) bagi pelaku terorisme. Ini akan terus dilakukan sebagai bagian dalam pencegahan terorisme, disamping melakukan kerjasama di bidang internasional yang selama ini telah terjalin.

Pada kesempatan itu, pihak AS melalui Acting Coordinator for Counter Terrorism, Ministry of Foreign Affairs Justin Siberell menyampaikan penghargaan dan apresiasi terhadap langkah-langkah yang telah dilakukan BNPT dalam menanggulangi terorisme. Ia menilai konsep tersebut patut menjadi contoh bagi masyarakat internasional dalam pencegahan terorisme.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement