Selasa 09 Aug 2016 09:29 WIB

Warga Bojonegoro Dilatih Menghadapi Luapan Banjir

Red: Ilham
Sungai Begawan Solo di Bojonegoro
Foto: Wikipedia
Sungai Begawan Solo di Bojonegoro

REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO -- Federasi Palang Merah Internasional bekerja sama dengan Asuransi di Swiss melatih warga tiga desa di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur dalam menghadapi banjir luapan Bengawan Solo. Sungai ini memang biasa meluap ke daerah mereka.

"Pelatihan warga dalam menghadapi banjir Bengawan Solo yang biasa terjadi rutin itu ditargetkan sudah selesai akhir 2016," kata Sekretaris PMI Cabang Bojonegoro Sukoha Widodo di Bojonegoro, Selasa (9/8).

Dengan memperoleh pelatihan itu, warga Desa Trucuk, Tulungrejo, dan Sumbangtimun Kecamatan Trucuk akan mampu secara mandiri dalam menghadapi banjir Bengawan Solo. Bahkan, menurut Sukoha, warga melakukan mitigasi bencana untuk mengurangi resiko banjir. "Warga telah melakukan survei di desanya masing-masing, dengan mengambil langkah penanganan sejak dini untuk mengurangi dampak banjir," jelas dia.

Ia menyebutkan, program pelatihan diikuti 30 warga di masing-masing desa, tidak hanya teori, tapi juga melakukan berbagai langkah dalam menghadapi banjir. "Mereka dipersiapkan sebagai relawan di desanya dalam menghadapi banjir luapan Bengawan Solo," ucapnya menegaswkan.

Ia mencontohkan di Desa Tulungrejo, warga sudah membangun lokasi pengungsian di tanah lapang dengan ukuran 11 x 30 meter setinggi dua meter. Warga juga mengamankan tebing Bengawan Solo yang longsor sepanjang 500 meter dengan menancapkan bambu. "Tujuan ada bambu untuk mencegah tebing lonsor, bahkan bisa berkembang lagi menjadi daratan," tandasnya.

Di Desa Trucuk, juga ditanam berbagai tanaman produktif, antara lain jambu kristal 750 pohon, bambu kuning 2.000 pohon, dan aren 500 pohon. "Di masing-masing desa dilengkapi dengan dua perahu besar yang berfungsi untuk mengevakuasi warga kalau terjadi banjir," katanya.

Biaya yang dimanfaatkan untuk pelatihan diperkirakan sekitar Rp 750 juta per desa. "Semua kegiatan mulai pelatihan juga lainnya selalu dipantau Federasi Palang Merah Internasional melalui satelit," ucapnya. Ia menambahkan, program pelatihan menghadapi banjir juga dilakukan di daerah hulu Bengawan Solo di Wonogiri, Jawa Tengah.

"Di Indonesia ada tiga sungai besar yang dijadikan model menghadapi banjir berbasis masyarakat. Selain di daerah Bengawan Solo, juga di Sungai Ciliwung dan Sungai Ciamis," jelas dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement