Selasa 07 Feb 2017 23:53 WIB

Banjir Rusak 293 Hektare Tanaman Padi di Bojonegoro

Sawah terendam banjir (ilustrasi).
Foto: Imam Budi Utomo/Republika
Sawah terendam banjir (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur menyebutkan kerugian banjir luapan Bengawan Solo mencapai Rp 73 juta. Angka itu muncul disebabkan rusaknya tanaman padi di sejumlah desa di tiga kecamatan seluas 293 hektare.

"Tanaman padi yang terendam banjir lokasinya di wilayah timur yaitu di Kecamatan Balen, Kanor dan Baureno," kata Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bojonegoro Eko Susanto, di Bojonegoro, Selasa (7/2).

Sesuai data, lanjut dia, tanaman padi di Kecamatan Kanor, yang terendam air banjir sekitar 60 hektare dengan usia berkisar 30-65 hari. Tetapi, di sejumlah desa di Kecamatan Balen, dan Baureno, usia tanaman padi yang terendam air banjir berkisar sepekan sampai dua pekan.

"Tanaman padi yang usianya masih muda terendam banjir masih berpeluang tumbuh normal," ucapnya.

BPBD, menurut dia, tidak menerima laporan ada tanaman padi di wilayah barat, seperti di Kecamatan Kalitidu, Dander, Malo, yang juga terendam air banjir luapan Bengawan Solo, dalam beberapa hari terakhir. "Di wilayah barat tidak ada tanaman padi yang terendam air banjir, kemungkinan petani tidak menanam padi setelah kejadian banjir awal Desember 2016," ucapnya menambahkan.

Hal senada disampaikan Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro Akhmad Djupari bahwa petani di sepanjang daerah aliran (DAS) Bengawan Solo yang sawahnya menjadi langganan banjir tidak lagi menanam tanaman padi. "Banyak petani yang membiarkan sawahnya menganggur, setelah tanaman padi rusak terendam air banjir Bengawan Solo awal Desember 2016," tuturnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement