REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU -- Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat menghabiskan anggaran sekitar Rp 3 miliar untuk membangun pabrik pengolahan kakao di Desa Pamulukang, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sulbar Tanawali mengatakan pemprov membangun pabrik pengolahan kakao senilai Rp 3 miliar dalam rangka menghasilkan kakao yang siap komsumsi. Ia mengatakan pabrik pengolahan kakao tersebut akan memproduksi kakao sekitar 140 ribu ton per tahun dengan luas lahan sekitar 185 ribu hektare.
"Kakao Sulbar selama ini selalu diekspor sehingga saatnya kini dikelola sendiri untuk dapat dipasarkan secara lansung dalam bentuk makanan jadi untuk dikomsumsi masyarakat," katanya di Mamuju, Selasa (8/8).
Menurut dia, Sulawesi merupakan produsen terbesar kakao secara nasional khususnya Sulbar sehingga Indonesia merupakan produsen terbesar kedua kakao setelah Pantai Gading. Oleh karena itu, ia mengatakan, peluang untuk semakin mengembangkan kakao di Sulbar semakin terbuka lebar, dan akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memacu pertumbuhan ekonomi daerah sektor industri kakao.
"Kakao di Indonesia secara nasional disumbangkan oleh sejumlah wilayah di pulau Sulawesi yakni sekitar 72 persen dari total produksi kakao negara ini, khususnya Sulbar menyumbang 24 persen produksi kakao negara ini," katanya.
Ia mengatakan, kakao telah memberikan kontribusi bagi kesejahteraan sekitar 64 persen dari satu juta penduduk Sulbar yang mengembangkan pertanian kakao, kakao telah menyumbangkan sekitar 71 persen dari pendatannya total pendapatan mereka. Oleh karena itu, pembangunan industri pengolahan kakao untuk daerah ini akan memperkuat ekonomi nasional.