REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengancam memberi sanksi kepada para kontraktor sebagai rekanan yang belum melakukan pencairan pembayaran. Menurut dia, hal tersebut menjadi salah satu penyebab rendahnya penyerapan anggaran. Apalagi, saat ini dana Pemprov Jabar sebesar Rp 8 triliun masih mengendap di bank.
Menurut Heryawan, yang akrab disapa Aher, anggaran Rp 8 triliun yang masih mengendap di bank pasti akan segera dicairkan. Ia optimistis, anggaran tersebut dapat terserap hingga akhir tahun ini. "Dana idle sesungguhnya tidak ada masalah," ujar Aher kepada wartawan akhir pekan lalu.
Aher mengatakan, salah satu pos anggaran yang masih mengendap di bank adalah anggaran untuk bantuan oprasional sekolah (BOS) sebesar Rp 1,8 triliun. Kemudian dana sekitat Rp 3 triliun lebih adalah sisa anggaran tahun lalu yang sedang digunakan tahun ini.
"Sisanya dana transfer dari pusat, pendapatan yang didapatkan setiap hari, ditambah dana bantuan keuangan untuk kabupaten/kota yang belum dicairkan," katanya.
Salah satu penyebab masih besarnya anggaran yang belum terserap, kata dia. karena terjadi pelambatan saat proses pencairan. Aher mencontohkan, proyek-proyek pemerintah yang dikerjakan oleh pihak kontraktor sebagai rekanan. Para kontraktor acap kali menunda pencairan meski pekerjaan di lapangan sudah hampir selesai.
"Penyerapan menjadi terlambat. Yang sudah selesai mengerjakan nagih dong," katanya.
Pada bulan ini, kata dia, harus ada percepatan agar penyerapan anggaran semakin maksimal. Pemprov Jabar bahkan berencana akan mengirim surat edaran kepada para kontraktor untuk mengambil dana yang harus dibayarkan oleh Pemprov Jabar.
"Saya kirim edaran, tiap-tiap termin (pembayaran) diambil. Kena sanksi tuh kalau yang tidak mencairkan," katanya.
Selain itu, kata dia, pemerintah kabupaten/kota juga diimbau untuk segera melakukan tender dan percepatan lainnya. Terutama proyek-proyek yang didanai Pemprov Jabar. Sehingga dana bantuan provinsi ke kabupaten/kota bisa segera dicairkan.
"Pemerintah daerah segera melakukan tender, melakukan pembangunan dan melakukan pencairan," katanya.
Saat ditanya terkait serapan anggaran, Aher mengatakan, hingga akhir Juli lalu sudah mencapai 40 persen. Kondisi itu, sudah sangat baik. Akhir Agustus ini, pihaknya menargetkan penyerapan anggaran sudah mencapai 60 persen.
"Serapan 40 persen sudah lumayan besar. Anggaran (APBD 2016) kita sekitar Rp 30 triliun. Jadi sisa (Rp8triliun) enggak masalah," katanya.
Dikatakan Aher, anggaran yang saat ini masih mengendap di bank jauh lebih sedikit dibanding tahun sebelumnya. Namun di akhir tahun penyerapan anggaran tetap maksimal.
"Jadi tidak masalah. Bahaya itu kalau Rp 8 triliun di Desember belum habis," katanya.