REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan kembali mengirimkan 150 pasukan Brimob Detasemen untuk membantu menumpas sisa-sisa anggota kelompok teroris jaringan Abu Wardah alias Santoso setelah ditembak mati.
"Keberhasilan operasi adalah pertama semangat. Personel yang bertugas diimbau tidak bertindak individu, disiplin dan solidaritas adalah bagian dari operasi ini," ujar Kapolda Sulsel Irjen Pol Anton Charliyan saat melepas pasukannya di Makopolda Sulsel, Sabtu (6/8).
Sebagai komandan, ia berpesan agar pasukan yang bertugas di Poso, harus disiplin. Karena, meski termasuk pasukan elit Polri dan dikatakan hebat, namun bila tidak disiplin maka keberhasilan akan semakin jauh.
"Titik keberhasilan dalam operasi adalah patuh dan disiplin, itu kunci dalam mengembang tugas. Terus beribadah sesuai dengan keyakinan masing-masing dalam menjalankan tugas agar dipermudah," tegas dia di hadapan pasukan Brimob tersebut.
Pelepasan 105 pasukan Brimob Polda Sulsel tersebut digelar di halaman Markas Komando Polda Sulsel. Bertindak pimpinan upacara pelepasan, Kapolda Sulsel Irjen Pol Anton Charliyan. Hadir pula pada upacara pelepasan itu yakni Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto, Komandan Brimob setempat. Suasana haru meliputi pelepasan pasukan Brimob tersebut.
Lafaz Asmaul Husna pun mengiringi saat doa bersama di penghujung penutupan upacara pelepasan 105 Brimob di lapangan Polda Sulsel.
Suasana hening sempat terasa dipadukan isak haru terlihat kepada para personel Brimob yang bertugas untuk negara. Anton Charliyan menambahkan bahwa kekuatan doa adalah senjata utama ketika menjalankan tugas.
Usai upacara pelepasan personel yang ditugaskan terlihat ada yang memeluk istri dan anaknya ada pula menggendong anak-anaknya. Bahkan kerabat pasukan elit Polri ini terlihat banyak menangis karena terharu.