Kamis 04 Aug 2016 11:41 WIB

Satelit Deteksi 86 Titik Panas di Sumatra

Titik panas kebakaran hutan di Sumatra.
Foto: ANTARA
Titik panas kebakaran hutan di Sumatra.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Satelit melakukan pendeteksian dan menemukan 86 titik panas dengan tingkat kepercayaan atas potensi atau kemungkinan terjadinya kebakaran hutan dan lahan di atas 50 persen berada di daratan Pulau Sumatra.

Laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Pekanbaru, Kamis (4/8), menyebut, jumlah titik panas tersebut mengalami peningkatan satu titik dibanding hari sebelumnya 85 titik dan tersebar pada tujuh provinsi.

"Dari sensor modis yang terpasang pada satelit Terra dan Aqua, pagi ini terpantau 86 titik panas di Sumatera dengan wilayah masih terkonsentrasi dalam dua hari terakhir di Sumatera Utara," papar Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru, Slamet Riyadi.

Slamet merinci, titik panas di Sumatra Utara terpantau oleh satelit dalam jumlah yang besar dibanding dengan enam provinsi lain berjumlah 33 titik dan diikuti wilayah Sumatra Selatan memberi sumbangan 21 titik panas. Lalu disusul dengan wilayah Nanggroe Aceh Darussalam terdeteksi sebanyak 18 titik panas, kemudian wilayah Lampung terpantau menyumbang lima titik panas.

Wilayah Bangka Belitung terdeteksi memberi sumbangan empat titik panas, Sumatra Barat terpantau menyumbang tiga titik panas dan terakhir di Riau terpantau memberi dua titik panas. "Dua titik panas di Riau, terpantau satelit berada di Kecamatan Singingi, Kabupaten Kuantan Singingi. Sedangkan titik panas dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen atau berpotensi menjadi titik api, hingga kini belum ada di Riau," ucap Slamet.

Pemerintah Provinsi Riau telah memutuskan untuk memperpanjang status siaga darurat kebakaran lahan dan hutan yang berlaku enam bulan atau sejak Juni hingga 30 November 2016. Komandan Satuan Tugas Karhutla Riau, Brigjen TNI Nurendi mengatakan, perpanjangan status itu sebagai upaya untuk memaksimalkan pencegahan penanggulangan karhutla karena setiap tahun terus terjadi terutama dalam 18 tahun terakhir.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement