REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengatakan, upaya penyelematan bahasa daerah sangat penting dilakukan agar bahasa daerah tersebut tidak punah keberadaannya. Indonesia, harus bangga karena bahasa daerah di Indonesia itu terbesar kedua di dunia setelah negara Papua Nugini.
"Hal ini patut kita syukuri dan melihat kondisi sekarang harus ada upaya penyelamatan dan pelestarian bahasa daerah oleh kita semua," kata Deddy Mizwar belum lama ini.
(Baca: Nasib Bahasa Daerah Generasi Penerus)
Deddy mengatakan, Kongres Bahasa Daerah Nusantara (KBDN), pertama digelar pada 2-4 Agustus 2016 ini, digelar oleh Pemprov Jabar bekerja sama dengan Yayasan Kebudayaan Rancage serta Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud.
"Pemprov Jabar pertama kali menggelar kongres bahasa daerah nusantara untuk tetap menjaga pelestarian bahasa," ujar Deddy kepada wartawan, Selasa (2/8).
(Baca Juga: Bahasa Daerah Terancam Punah)
KBDN ini, dihadiri oleh berbagai kalangan. Yakni, mulai dari peneliti, pendidik, mahasiswa, jurnalis, seniman dan lainnya. Bersamaan dengan kongres ini, akan dianugerahkan Hadiah Sastera Rancage untuk sastrawan Sundan, Jawa, Bali dan Batak serta hadiah Hardjapamekas untuk guru Bahasa Sunda.
Deddy mengatakan, Pemprov Jabar menyadari benar nilai strategi pelestarian bahasa daerah. KBDN adalah, salah satu upaya melaksanakan Peraturan Daerah Jabar Nomor 14/2014. Perda ini, mempeharui Perda No 5/2003 tentang pemeliharaan bahasa, sastera, dan aksara daerah.
"Itu lah sebabnya, kami mengundang perwakilan dari semua kota/kabupaten di Jabar dan provinsi lain," katanya.