Selasa 02 Aug 2016 18:05 WIB

Mahasiswa Dukung Menhub Baru

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berdiri di tepi landasan pesawat saat meninjau terminal pemberangkatan haji di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (31/7).
Foto: Antara/ Akbar Nugroho Gumay
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berdiri di tepi landasan pesawat saat meninjau terminal pemberangkatan haji di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (31/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerakan Mahasiswa Anti Manipulasi (Geram) BUMN, Andianto, mengapresiasi pengangkatan direktur utama PT Angkasa Pura II sebagai Menteri Perhubungan (Menhub) yang baru menggantikan Ignasius Jonan.

Menurut Koordinator Geram BUMN, Andianto, sosok Budi Karya Sumadi adalah pekerja ulet. Budi sebelumnya menjabat sebagai dirut AP II yang prestasinya di bidang transportasi udara tidak diragukan. Budi dinilai cepat bergerak di bidang korporasi dan berpengalaman dalam pembangunan infrastruktur perhubungan.

"Saat ini beliau sebagai presiden direktur Angkasa Pura dan tentu saja beliau juga sangat diharapkan dapat meningkatkan kinerja di Kementerian Perhubungan,” kata Andi dalam keterangan persnya, Selasa (2/8).

Keberhasilan Budi, kata Andi, bisa dilihat dalam mengembangkan Bandara Sultan Thaha Jambi yang membangun terminal baru dengan konsep modern. Sedangkan beberapa proyek di Ibu Kota berhasil dibereskannya, antaran lain revitalisasi taman kota Waduk Pluit dan Waduk Ria-Rio, serta penyelesaian rumah susun sederhana sewa di Marunda.

Budi Karya Sumadi pada program pertamanya mengatakan akan segera mengoperasikan Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang. Semasa menjabat direktur utama PT Angkasa Pura II, Budi belum berhasil membuka layanan penerbangan dari terminal anyar ini.

"Mudah-mudahan (pengoperasian Terminal 3) dapat menjadi hadiah Hari Kemerdekaan (17 Agustus),” kata Budi ketika acara serah terima jabatan dari Menteri Perhubungan sebelumnya, Ignasius Jonan, di Jakarta, belum lama ini (28/7).

Ketika ditanyakan mengenai kinerja kementerian sebelumnya, Budi Karya menjelaskan akan mengakselerasi kinerja Kementerian Perhubungan guna memenuhi tuntutan masyarakat yang tinggi di sektor transportasi. Menurut dia, tuntutan masyarakat berubah dengan cepat, sehingga berbagai hal yang sebenarnya sudah dilakukan secara maksimal, seolah masih dianggap kurang.

"Masyarakat dulu lain dengan sekarang. Kalau dulu mengerjakan dengan seadanya tidak apa-apa. Tapi sekarang kita lakukan sesuatu yang rasanya sudah baik, belum tentu diterima (masyarakat) dengan baik. Sehingga apa yang dilakukan pak Jonan yang sudah baik, seolah-olah masih kurang," jelas Budi.

Budi Karya menambahkan, jika rel-rel kereta api diaktifkan kembali, transportasi darat seperti bus maupun angkutan umum lain kepopulerannya akan memudar. "Kalau diaktifkan kembali rel-rel yang sudah lama tidak terpakai, angkot dan bus tidak populer lagi," papar Budi Karya.

Ia memang tidak menyebutkan berapa panjang lintasan yang akan direaktivasi. Tetapi ia mengatakan bahwa daerah Jawa Barat memiliki pelintasan rel yang banyak dilakukan reaktivasi. "Di Jawa Barat banyak, perlu dilakukan reaktivasi," ucap Budi Karya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement