REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Permintaan terhadap beras organik dari Kabupaten Sleman semakin meningkat. Namun demikian petani pembudi daya beras organik belum mampu memenuhi seluruh permintaan pasar.
"Ada permintaan memenuhi kebutuhan beras organik hitam untuk kosmetik dari Jakarta, tapi belum bisa kami penuhi," tutur Wakil Ketua Kelompok Tani Rukun Padasan, Pakem, Marzuki saat ditemui di rumahnya, Selasa (2/8).
Menurut Marzuki, jumlah permintaan yang tidak mampu dipenuhi sebesar satu ton per pekan. Sebab, luas lahan petani pembudi daya beras tersebut masih terbatas. Sehingga produksi beras organik masih di bawah permintaan pasar. Saat ini terdapat 9,95 hektare lahan di Padasan yang digunakan untuk menanam tiga jenis beras organik. Dengan kapasitas beras hitam dua ton, merah tiga ton, dan mentik susu tiga ton per bulan.
Sementara, Kelompok Tani Rukun telah menyuplai kebutuhan beras organik di wilayah lokal dan luar daerah. Di antaranya 500 kg beras hitam organik per pekan untuk wilayah Semarang, mentik susu 500 kg per pekan untuk Jakarta, dan wilayah Yogyakarta satu ton per dua pekan dengan jenis beras merah dan hitam.
"Selain keterbatasan lahan, penanaman beras organik memang tidak mudah seperti beras konvensional," kata Marzuki.
Sebab, air yang digunakan untuk mengairi sawah harus dikelola lebih dulu agar terbebas dari pertisida dan campuran kimiawi lainnya. Bahkan tanah yang digunakan untuk menanam padi juga harus memenuhi standar tertentu. Maka itu saat ini Marzuki dan kawannya tengah mengajak petani lain untuk menanam beras organik. Sebab ke depannya permintaan beras organik akan semakin meningkat.