REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Putra sulung BJ Habibie, Ilham Akbar Habibie yang juga menjadi memimpin perusahaan PT Regio Aviasi Industri (RAI), produsen pesawat komersial R80, memastikan pesawat buatan anak negeri ini akan terbang perdana akhir 2019. "Insya Allah akhir tahun ini, atau awal 2017 prototipe pertama akan segera dibuat. Selesai dua tahun kemudian, jadi akhir 2019 sesuai rencana akan kita lihat penerbangan perdana R80," kata Ilham kepada Republika.co.id, di sela acara Ikatan Alumni Program Habibie (IABIE) baru-baru ini.
R80 merupakan pesawat komersial berbasis Turboprop dirancang oleh BJ Habibie dan anaknya Ilham Akbar Habibie. Ia menegaskan proyek R80 tetap berjalan selama ini. Proses yang cukup lama adalah fokus menuntaskan agar proyek pesawat dalam negeri ini bisa bekerja sama dengan berbagai stakeholders.
"Maksud saya bagaimana dengan pembiayaan, kemudian produksi dan bagi tugas tanggung jawab serta peraturan termasuk sertifikasi. Ini semua hal yang perlu diselesaikan sambil berjalannya proses pembuatan R80," ujarnya.
Ia mengakui memang sudah ada beberapa perusahaan maskapai yang mencatat akan memesan R80. Terutama dari tiga perusahaan airlines dalam negeri sejumlah 145 buah. Dari Sriwijaya 100 buah, 25 dari Trigana dan 20 dari Kalstar.
Ilham menegaskan pengembangan pesawat, sebelum mendapatkan sertifikat tidak boleh diproduksi masal. Paling satu atau dua untuk uji terbang sebagai prototipe. Kemudian perlu waktu dua tahun sampai bisa menyelesaikan sertifikasi, sesuai dengan peraturan nasional.
"Kalau itu sudah selesai, sebenarnya untuk masalah domestik sudah bisa selesai. Tapi kita akan terus mencari lagi sertifikasi internasional, agar R80 ini bisa dipasarkan ke luar negeri," katanya.
Jadi akhir 2021 pesawat terbang pertama R80 untuk airlines sudah mulai bisa terbang. Untuk terknologi, Ilham mengatakan yang digunakan cukup terbaru. Karena produsen pesawat komersial belum tentu ingin mememperbaharui teknologi, karena tidak banyak pasar yang minta pesawat dengan teknologi terbaru.