Senin 01 Aug 2016 09:12 WIB

Akuakultur: Raksasa Ekonomi Indonesia yang Tertidur

Red: M Akbar
Rokhmin Dahuri
Foto: Republika
Rokhmin Dahuri

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Prof.Dr.Ir. Rokhmin Dahuri, MS (Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia)

 

Di tengah lesunya sektor-sektor ekonomi di daratan (seperti tekstil, elektronik, properti, sawit, batu bara, dan mineral) akibat perlambatan ekonomi global yang berdampak pada semakin menurunnya pendapatan negara (pajak dan PNBP), nilai ekspor, dan membludaknya pengangguran dan kemiskinan; sektor-sektor ekonomi kelautan mestinya menjadi ’penyelamat’ dari beragam masalah bangsa tersebut.

Dalam khasanah pembangunan ekonomi, yang dimaksud ’penyelamat’ di sini adalah sektor-sektor ekonomi yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi tinggi (di atas 7 persen per tahun), inklusif (banyak menyerap tenaga kerja dan mensejahterakan rakyat), dan berkelanjutan (sustainable).

Salah satu dari 11 sektor ekonomi kelautan Indonesia yang sangat potensial untuk menjadi ’penyelamat’ adalah sektor perikanan budidaya (aquaculture atau akuakultur). Pasalnya, sebagai negara maritim dan kepulauan terbesar di dunia dengan garis pantai 95.181 km (terpanjang kedua di dunia setelah Kanada), Indonesia memiliki sekitar 24 juta ha wilayah perairan laut dangkal (coastal waters) yang sesuai (suitable) untuk usaha budidaya laut (mariculture) dengan potensi produksi lestari sekitar 60 juta ton/tahun (terbesar di dunia) dan nilai ekonomi langsung (on-farm) sekitar 120 miliar dolar AS per tahun. 

Sekitar 3 juta ha lahan pesisir (coastal lands) cocok untuk usaha budidaya tambak dengan potensi produksi 30 juta ton/tahun dan nilai ekonomi on-farm 60 miliar dolar AS/tahun. Sekitar 30 persen (60 juta ha) dari total luas lahan daratan Indonesia (190 juta ha) berupa ekosistem perairan tawar, seperti sungai, danau, bendungan, dan perairan rawa. 

Dari 60 juta ha  perairan tawar itu, sekitar 5 persen (3 juta ha) cocok untuk usaha akuakultur dengan potensi produksi 15 juta ton/tahun dan nilai ekonomi on-farm 22,5 miliar dolar AS/tahun.  Belum lagi potensi usaha akuakultur di kolam air tawar, sawah (mina-padi), saluran irigasi (dengan keramba tancap), dan akuarium.

Dengan demikian, potensi total produksi akuakultur lebih dari 105 juta ton/tahun dan potensi total ekonomi on-farm usaha akuakultur di perairan laut, payau (tambak), dan tawar (darat) lebih dari 202,5 miliar dolar AS/tahun, hampir sama dengan APBN 2016. Kalau setiap ha usaha akuakultur memerlukan satu orang tenaga kerja saja, maka total lapangan kerja on-farm yang bisa disediakan sekitar 30 juta orang. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement