Senin 01 Aug 2016 09:28 WIB

Bima Arya: Komunikasi Kunci Kerukunan Etnik di Kota Bogor

Wali Kota Bogor Bima Arya.
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Wali Kota Bogor Bima Arya.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kerukunan antaretnik di Kota Bogor, Jawa Barat khususnya warga keturunan Tionghoa dengan masyarakat lokal setempat tetap terjaga. Komunikasi menjadi kunci utama keberagaman dan kerukunan antar umat bergama.

"Komunikasi dan silaturahim antara tokoh dan pimpinan umat menjadi kunci Kota Bogor menjaga kerukunan antaretnik," kata Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, Ahad (31/7).

Bima mengatakan, selama dirinya lahir dan tinggal di Kota Bogor, ia tidak pernah mendengar cerita tentang konflik antar etnik terjadi di kota kelahirannya. "Dari keluarga saya saja sudah lima generasi, saya tidak pernah mendengar cerita-cerita konflik antar etnik di Kota Bogor," kata Bima.

Sementara itu menurut Tokoh Masyarakat Tionghoa Guntur Susanto, riak-riak kecil tidak dipungkiri kerap terjadi di tengah kehidupan masyarakat di Kota Bogor. Namun, riak tersebut dapat diredam dengan komunikasi yang diciptakan oleh tokoh masyarakat.

"Ada ketokohan yang sangat dipanuti ucapan-ucapannya oleh masyarakat keturunan Tionghoa, sehingga konflik atau riak-riak kecil yang terjadi dapat dikurangi dan kerukunan dapat dipelihara," katanya.

Menurut Guntur, kecemburuan sosial dan kesenjangan sosial menjadi salah satu faktor yang dapat memicu terjadinya konflik antaretnik. Terutama antara etnik Tionghoa dengan masyarakat lokal. Akan tetapi, konflik dapat diredam jika dapat dijembatani dengan baik. Ia mengatakan masyarakat keturunan Tionghoa di Kota Bogor memiliki keunikan tersendiri, mereka berasal dari pecahan etnik Tionghoa yang ada di Batavia yang bermigrasi ke Bogor sekitar abad 17 dan 18.

Masyarakat keturunan Tionghoa di Kota Bogor memiliki perbedaan sikap dan gaya dengan etnik Tionghoa yang ada di luar Jawa seperti Sumatera yang cenderung memisahkan diri dari masyarakat lokal, dan ada jurang yang memisahkan antara yang kaya dan miskin. "Di Bogor relatif orang-orang Tionghoa tidak kaya, sama-sama bergerak satu roda ekonomi dengan warga lokal. Masih banyak warga Tionghoa Bogor yang miskin," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement