Kamis 28 Jul 2016 20:22 WIB

Terapi Komunitas Bantu Sembuhkan Napi Pecandu Narkoba

Rep: Christiyaningsih/ Red: Ilham
Terapi pecandu narkoba (ilustrasi)
Foto: Dok BNNP DKI
Terapi pecandu narkoba (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Tiga puluh orang narapidana pecandu narkoba di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Lowokwaru Malang menjalani terapi komunitas selama tiga bulan terakhir. Kepala Bidang Pembinaan Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa Timur, Firmansyah mengatakan, terapi ini bisa menekan risiko kambuh kecanduan narkoba.

Badan Narkotika Nasional meyakini terapi berbasis komunitas ini dapat meminimalkan kambuhnya candu sampai 20 persen. Pendampingan pascaterapi menjadi kunci keberhasilan metode ini. "Jika tanpa pendampingan pascaterapi kemungkinan kambuh bisa sampai 80 persen," kata Firmansyah di Malang, Kamis (28/7).

Menurut Firmansyah, terapi ini mengajak para napi pecandu narkoba menjadi sebuah keluarga. Mereka diisolasi di blok khusus dan memperoleh pembagian tugas layaknya sebuah organisasi.

Ketiga puluh narapidana dibagi menjadi lima departemen, yakni departemen religi, lingkungan, rumah tangga, dapur, dan administrasi. Setiap anggota diberi tanggung jawab sesuai departemen masing-masing.

"Kegiatan mereka dijadwal selama tiga bulan mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi," kata Firmansyah. Program ini dijalankan secara nasional oleh BNN dan menyasar 100 ribu narapidana pecandu narkoba selama setahun.

Kepala Lapas Krismono mengungkapkan, para napi dipilih berdasarkan serangkaian assesment yang dilakukan oleh psikolog, dokter, dan BNN se-Malang Raya. "Mereka yang terpilih adalah yang akan segera bebas dan bukan termasuk pengedar," kata Krismono.

Di Lapas Lowokwaru, terapi dilaksanakan sejak 27 April sampai 28 Juli 2016. Seorang mantan pecandu narkoba yang ikut dalam terapi ini, Heru Sulistio, merasakan manfaat terapi komunitas.

Pria yang sebelumnya merupakan anggota kepolisian Polres Malang Kota ini merasa terapi mengembalikan kepercayaan dirinya. Sehingga, ia lebih siap ketika kembali ke masyarakat. "Ada kegiatan sharing session yang di situ kita bisa menceritakan segala uneg-uneg dan masalah yang dihadapi," kata pria yang akan bebas pada September nanti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement