Kamis 28 Jul 2016 19:36 WIB

Pergerakan Tanah Curug Kembar Sukabumi Masuk Tanggap Darurat

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Hazliansyah
Warga berjalan di jalan desa yang rusak akibat pergerakan tanah di Kampung Cigintung, Desa Cimuncang, Kecamatan Malausna, Majalengka, Jawa Barat, Jumat (3/5)
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Warga berjalan di jalan desa yang rusak akibat pergerakan tanah di Kampung Cigintung, Desa Cimuncang, Kecamatan Malausna, Majalengka, Jawa Barat, Jumat (3/5)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Peristiwa pergerakan tanah di Kecamatan Curug Kembar, Kabupaten Sukabumi masuk dalam status tanggap darurat karena hingga kini masih terus berlangsung.

"Status bencana di Curug Kembar masih tanggap darurat," ujar Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Usman Susilo kepada Republika.co.id, Kamis (28/7).

Penerapan status tersebut diterapkan selama 15 hari dan akan berakhir pada Ahad (31/7) mendatang. Penerapan tanggap darurat ini ujar Usman, untuk memudahkan petugas gabungan dalam menangani kasus pergerakan tanah di dua desa Curug Kembar yakni Nagrakjaya dan Cimenteng.

Terlebih, dampak pergerakan tanah sudah merusak ratusan rumah dan fasilitas umum lainnya seperti masjid, majelis taklim serta sepuluh hektare areal pertanian.

Data BPBD Kabupaten Sukabumi meyebutkan, pergerakan tanah di Desa Nagrakjaya menyebabkan 148 unit rumah warga rusak berat, 91 unit rusak sedang, 70 unit rusak ringan, dan 39 unit lainnya terancam.

Sedangkan di Desa Cimenteng sebanyak 65 unit rumah warga dalam keadaan terancam pergerakan tanah.Jumlah warga yang mengungsi mencapai 405 jiwa dan warga terdampak sebanyak 348 kepala keluarga (KK) atau setara 1.122 jiwa.

Usman mengatakan, pasokan logistik untuk korban bencana yang mengungsi masih mencukupi. Di mana, data terakhir di lokasi pengungsian SD Nagrakjaya ada sekitar 91 orang.

Pemkab Sukabumi tengah mengupayakan upaya relokasi terhadap ratusan KK yang tinggal di daerah rawan pergerakan tanah. Namun, upaya tersebut masih menunggu hasil pengkajian yang dilakukan Badan Geologi.

"Saat ini pemkab masih mencari lahan untuk merelokasi warga," ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi Andi Kusnadi kepada wartawan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement