REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari mengatakan Presiden Joko Widodo menunjuk Sri Mulyani Indrawati menjadi menteri keuangan untuk menguatkan fondasi fiskal yang masih lemah.
"Kondisi ekonomi Indonesia saat ini di sektor moneter sudah baik, hanya perlu dijaga. Namun, di sektor fiskal masih sulit sehingga perlu ada perbaikan," katanya, Kamis (28/7).
Namun, sebelum menerapkan gagasannya dan melakukan perombakan tim fiskal, ia meminta Sri Mulyani belajar banyak soal Nawacita dan visi misi Presiden Joko Widodo. Anggota Komisi XI DPR RI ini menjelaskan, dalam Nawacita, beberapa program yang diprioritaskan yakni tol laut, pembangunan pelabuhan dan bandara serta poros maritim dunia.
"Arah pembangunan dan pertumbuhan ekonomi pada pemerintahan Presiden Jokowi lebih terarah, tidak asal tumbuh," katanya.
Pada kesempatan tersebut, Eva Kusuma Sundari juga mengkritik kebijakan ekonomi yang dilakukan pemerintahan sebelumnya saat Sri Mulyani menjadi menteri keuangan, yakni meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan yang berisiko. Dia mencontohkan, penjualan sukuk atau pemberian suku bunga dalam jumlah besar.
"Sri Mulyani harus banyak belajar soal Nawacita sebelum membuat kebijakan dan menerapkan gagasan-gagasannya," katanya.
Sri Mulyani sebelumnya adalah menteri keuangan pada era Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan kemudian menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia.