Rabu 27 Jul 2016 18:27 WIB

Kongres Lima Sungai Digelar Perdana di Jabar

Rep: Arie Lukhardianti/ Red: Yudha Manggala P Putra
Sungai Cisadane
Foto: tkcmindonesia.com
Sungai Cisadane

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kongres Sungai Jawa Barat pertama dijadwalkan digelar di Kampung Budaya Kabupaten Karawang pada 5-7 Agustus 2016. Kongres ini digagas lima komunitas peduli sungai di lima daerah aliran sungai (DAS), yakni Citarum, Cisadane, Ciliwung, Citanduy, Cimanuk-Cisanggarung.     

Menurut Ketua Panitia Kongres Sungai Jawa Barat Pertama Hendro Wibowo, acara bertema 'Sawala Wahangan' (diskusi tentang sungai) ini berangkat dari keprihatinan terkait kondisi sungai di Jabar.

"Kami akan undang seluruh perwakilan di lima komunitas DAS, unsur pemerintah dan unsur perusahaan," ujar Hendro kepada wartawan usai menghadiri Peringatan Hari Lingkungan Hidup se-Dunia Tingkat Provinsi Jabar, di Halaman Gedung Sate Bandung, Rabu (27/7).

Hendro berharap melalui Kongres Sungai Jawa Barat tersebut akan terbangun sebuah konsep pengelolaan sungai berbasis partisipasi yang melibatkan seluruh pihak berkepentingan. Tujuan lebih besarnya, pihaknya akan merumuskan dokumen yang disiapkan untuk Kongres Sungai Indonesia ke-dua, di Malang pada 20 hingga 24 Agustus 2016.

Kongres Sungai ini juga dikatakannya menjadi sarana lima komunitas DAS untuk menyamakan persepsi tentang lingkungan hidup. Terutama, masalah sungai. "Kami tidak ingin memulai dari nol, tapi untuk memperkuat dan mengajarkan industri agar lebih bersahabat terhadap sungai," katanya.

 

Menurutnya perhatian terhadap kondisi sungai di Jawa Barat dirasa belum menyeluruh. Karena, selama ini fokus pemerintah dan pihak terkait lainnya hanya tertuju pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum saja.

Padahal, kata dia, kondisi sungai yang lain pun mengalami persoalan besar yang tak kalah memprihatinkan. Saat ini, terdapat lima DAS yang mengalir di wilayah Jabar, di antaranya Citarum, Ciliwung, Cisadane, dan Cisanggarung. Seluruh DAS tersebut, memiliki tingkat permasalahan yang relatif sama.

Selain dicemari oleh limbah industri, kata dia, aliran sungai-sungai itu pun dilanda persoalan lainnya. Seperti alih fungsi, banjir, dan longsor. Bahkan, terdapat perusahaan besar yang ingin menjadikan DAS Cisadane sebagai lahan bisnis. "Seperti World Disney sebagai wisata besar. Ini yang jadi kekhawatiran kita juga," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, perlu adanya pemahaman persepsi dalam menangani persoalan sungai di Jabar ini. Selain harus memperhatikan DAS lain selain Citarum, yang tidak kalah penting adalah penyadaran masyarakat agar tidak merusak kondisi sungai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement