REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengomentari hari pertama pelaksanaan sosialisasi sistem ganjil-genap. Menurutnya proses sosialisasi masih berjalan sehingga belum semua pengguna mobil mengetahui aturan itu.
Ahok mengatakan masih ada pengguna mobil yang nekat menembus jalan yang menerapkan aturan ganjil-genap. Alasannya lantaran sanksi yang diberikan baru sebatas teguran saja.
"Orang pikir kan juga sebagian mulai dari Gajah Mada. Kan enggak. Terus ada beberapa yang mungkin berpikir dia nekat, kan gak di tilang. Jadi masuk aja. Toh gak ditilang. Cuma ditegur," katanya di Balai Kota, Rabu (27/7).
Padahal menurut Ahok para pengguna mobil itu tak mungkin dibiarkan masuk ke jalan. Sebab mereka pasti diarahkan petugas untuk menyesesuaikan mobilnya dengan aturan ganjil-genap.
"Dia gak sadar kalau dia masuk pun gak mungkin kasih lewat. Nanti di ujung pasti diarahkan. Nah model-model yang diarahkan ini kan pasti bikin tersendat. Dia pikir kan cuma ditegur terus jalan, padahal kita paksain dia pilih jalur alternatif. Ini juga ada. Gak apa-apa, tapi secara keseluruhan saya lihat lumayan," ujarnya.
Ahok menyatakan dirinya juga wajib mengikuti aturan ganjil-genap. Ia menyebut hanya mobil berpelat nomor 'RI' saja yang diperbolehkan menembus aturan ganjil-genap.
"Saya saja harus ikutin. Kecuali RI," ucapnya.