Jumat 15 Jul 2016 22:30 WIB

Hasil Pemeriksaan Jantung Arya Normal

Rep: MJ01/ Red: Yudha Manggala P Putra
Bocah Raksasa: Arya Permana (10 tahun) di bawa ke ruangan periksa di dampingi petugas di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Kota Bandung, Senin (11/7
Foto: Mahmud Muhyidin
Bocah Raksasa: Arya Permana (10 tahun) di bawa ke ruangan periksa di dampingi petugas di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Kota Bandung, Senin (11/7

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dokter Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung telah melakukan sejumlah pemeriksaan terhadap bocah berbobot hampir dua kuintal, Arya Permana (10). Pemeriksaan termasuk kondisi jantung Arya yang hasilnya diketahui normal.

Menurut sekretaris tim ahli RSHS Novina Andriyana, sudah ada beberapa hasil laboratorium terkait kondisi Arya. Namun tim dokter masih dalam tahap penyimpulan sehingga tidak bisa diinformasikan. Terkait kondisi jantungnya, tim dokter sudah memeriksa dan hasilnya dalam keadaan normal.

Pagi ini Arya juga sudah melakukan pemeriksaan radiologi tapi hasilnya belum keluar.  Kondisi bocah penderita obesitas itu hingga Jumat (15/7) belum mengalami penurunan berat badan signifikan. Bobotnya masih sama dengan kemarin, yakni 186 kilogram.

Andriyana mengatakan, hal tersebut karena Arya masih kurang dalam menggerakan badannya. Meskipun demikian, tim dokter tetap memotivasi Arya untuk berolahraga. "Namanya juga anak-anak, jadi kita tidak bisa memaksa Arya, tapi tetap kita bujuk Arya agar semangat dalam berolahraga," katanya.

Pihak rumah sakit juga tidak menargetkan penurunan berat badan Arya. Novina mengatakan rata-rata penurunan berat badan Arya berkisar 500 gram per hari.  Tim ahli sekaligus dokter spesialis anak Viramitha membenarkan bahwa Arya pada saat kemarin tidak ada kegiatan mobilitas fisik. "Dia lagi pundung (ngambek) kalau bahasa sundanya mah," katanya.

Sementara itu terkait pendidikan Arya, Viramitha bercerita pada dasarnya Arya merupakan anak yang pintar dan sering mendapatkan peringkat di kelas. Kata dia, Arya merasa sedih karena dalam satu tahun ini dia tidak bersekolah. Namun sejak kemarin, Arya sudah mendapatkan layanan pendidikan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Karawang. "Dia tadi sudah menanyakan kapan hadir lagi gurunya," ceritanya.

Dinas Pendidikan Kabupaten Karawang akan mengirimkan satu sampai dua orang guru setiap harinya, tetapi tidak akan langsung memberikan pendidikan formal pada umumnya, tetapi pendekatan psikologis terlebih dahulu.

Untuk pengobatan Arya tidak hanya intervensi medis dan gizi tetapi juga melibatkan psikolog dan psikiatri, karena itu sangat berpengaruh terhadap penurunan berat badan Arya. "Karena kalau ditanya masih mau sekolah, ia jawab masih, karena ia ingin jadi masinis," katanya mencontohkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement