Rabu 13 Jul 2016 13:22 WIB

Tabrakan Beruntun, 7 Tewas dan 29 Luka-Luka

Rep: Issha Harruma/ Red: Andi Nur Aminah
Bus yang rusak akibat tabrakan beruntun di jalan lintas Sumatra tepatnya di Desa Perkebunan Perlabian, Labuhanbatu Selatan
Foto: Istimewa
Bus yang rusak akibat tabrakan beruntun di jalan lintas Sumatra tepatnya di Desa Perkebunan Perlabian, Labuhanbatu Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, LABUHANBATU -- Tabrakan beruntun yang melibatkan tiga bus terjadi di jalan lintas Sumatra tepatnya di desa Perkebunan Perlabian, kecamatan Kampung Rakyat, Labuhanbatu Selatan (Labusel). Tujuh penumpang tewas dan 29 luka-luka.

Kapolres Labuhanbatu AKBP Teguh Yuswardhie mengatakan, kecelakaan tersebut terjadi Rabu (13/7) sekitar pukul 04.00 WIB. Ia menjelaskan, kejadian itu berawal saat mobil bus CV Makmur dengan nomor polisi BK 7186 DE datang dari arah Medan menuju Kota Pinang. Mobil tersebut dikemudikan oleh Candra Nainggolan.

Setibanya di lokasi kejadian, Teguh menyebut, bus tersebut berusaha mendahului mobil tangki yang ada di depannya. "Setelah itu bus Makmur oleng dan langsung menabrak bus CV Pembangunan Semesta nopol BK 7732 DG yang datang dari arah berlawanan," kata Teguh, Rabu (13/7).

Bus Makmur yang oleng ke kanan tersebut kemudian masih melaju dan kembali menabrak bus PT ALS dengan nopol BK 7941 DG yang berada di belakang bus CV Pembangunan Semesta. Bus PT ALS tersebut dikemudikan oleh Ridwan Matondang. "Akibat kejadian ini, empat orang meninggal di TKP dan tiga orang meninggal di rumah sakit," ujar Teguh.

Selain korban meninggal dunia, Teguh menyebutkan, kejadian tersebut juga menyebabkan 29 orang luka-luka. Tujuh di antaranya luka berat dan sisanya luka ringan. Atas kecelakaan ini, kerugian materil diperkirakan mencapai Rp 30 juta.

Saat ini, Teguh mengatakan, seluruh korban sudah dibawa ke rumah sakit terdekat. Polisi pun masih melakukan pendataan terhadap korban. Sementara sopir CV Pembangunan Semesta yang melarikan diri masih dilakukan pengejaran. "Untuk dua sopir lain sudah kita amankan. Sementara, kita sedang olah TKP," ujar Teguh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement