REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Ribuan nelayan dari berbagai daerah mengikuti Nadran Nelayan KPL Mina Sumitra Karangsong 2016 di Desa Karangsong, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Rabu (13/7). Acara dibuka oleh Ketua Koperasi Perikanan Laut (KPL) Mina Sumitra, Ono Surono.
Pembukaan dilakukan dengan melepas arak-arakan maron dari KPL Mina Sumitra ke tempat pelelangan ikan (TPI) Karangsong. Dari TPI, ribuan warga pun menaiki sejumlah kapal menuju tengah laut. Mereka mengikuti prosesi melepas maron ke tengah laut.
Ketua KPL Mina Sumitra, Ono Surono menjelaskan, nadran berasal dari kata nadzar, yang merupakan perwujudan rasa syukur nelayan kepada Allah SWT. Sebab, selama ini nelayan selalu diberi rezeki dan keselamatan saat bekerja di laut.
"Ini juga bentuk permohonan para nelayan kepada Allah SWT untuk selalu diberi rezeki dan keselamatan," tutur Ono.
Ono menambahkan, saat ini perkembangan di bidang perikanan tangkap sangat pesat. Karenanya, dibutuhkan persiapan yang lebih matang dari nelayan, terutama nahkoda dan anak buah kapal (ABK).
Saat ini, lanjut Ono, para nahkoda dan ABK tak hanya menghadapi keganasan gelombang dan angin di laut. Namun, harus pula menghadapi gangguan keamanan di laut.
Nadran nelayan itu selama ini rutin diadakan oleh KPL Mina Sumitra dua tahun sekali. Namun, adapula nadran rutin tahunan yang dilakukan setahun sekali oleh nelayan lainnya.
Ketua Panitia Nadran Nelayan Karangsong 2016, Tawajud mengaku bersyukur masih bisa melaksanakan Nadran Nelayan 2016. Rangkaian acara nadran itu telah dimulai dengan acara halal bi halal dan pengajian nelayan pada Senin (11/7).
Tak hanya itu, usai pelepasan maron ke laut, akan dilakukan pula pemecahan rekor makan pindang gombyang ikan manyung sebanyak 2016 mangkok. Pindang gombyang ikan manyung merupakan makanan khas Kabupaten Indramayu.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
