Selasa 12 Jul 2016 17:54 WIB

BPBD Kabupaten Malang Perlu Tambahan Dana Penanggulangan Bencana

Rep: Christiyaningsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Abu vulkanis menyembur dari kawah Gunung Bromo, Probolinggo Jawa Timur, Selasa (12/7). (Antara/Ari Bowo Sucipto)
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Abu vulkanis menyembur dari kawah Gunung Bromo, Probolinggo Jawa Timur, Selasa (12/7). (Antara/Ari Bowo Sucipto)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang kehabisan dana untuk pos penanggulangan bencana. Sekretaris BPBD Kabupaten Malang Endah Parminingtyas mengatakan anggaran sebesar Rp 5 miliar sudah habis terserap sejak Mei lalu. Namun masyarakat diminta tidak khawatir karena BPBD dapat menggunakan Dana Siap Pakai (DSP).

"Anggaran bencana menggunakan DSP yang ada di BPBD jumlahnya menyesuaikan kebutuhan. Nanti kalau habis bisa minta lagi ke pemkab," katanya, Selasa (12/7) di Malang.

Endah enggan membeberkan jumlah dana yang masih tersedia. Namun, ia meyakinkan jumlah dana diprediksi cukup untuk mengatasi bencana yang terjadi di Kabupaten Malang sepanjang 2016.

Anggaran penanggulangan bencana BPBD, kata Endah, habis di semester pertama karena pada Februari lalu terjadi banjir. "Anggaran digunakan membangun jembatan di Wajak, Tajinan, Ngantang, dan Jabung untuk membuka akses di lokasi bencana," imbuhnya.

Menurutnya penanggulangan bencana membutuhkan dana yang besar karena Kabupaten Malang adalah wilayah yang rawan bencana. Berdasarkan hasil pemetaan BPBD Kabupaten Malang, wilayah utara maupun selatan kabupaten sama-sama berpotensi terjadi bencana.

Peta risiko bencana banjir menunjukkan Kecamatan Donomulyo, Pagak, Sumbermanjing Wetan, Gedangan, dan Tirtoyudo berpotensi paling tinggi dilanda banjir. Risiko tanah longsor paling tinggi berada di Kecamatan  Sumbermanjing Wetan, Tirtoyudo, dan Pujon.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement