Senin 11 Jul 2016 15:20 WIB

5.000 Ha Hulu Citarum Ditamani Kopi

Rep: agus yulianto/ Red: Agus Yulianto
Kopi
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Kopi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII menanam kopi berskala besar. Tak tanggung-tanggung, luas lahan yang akan  ditanami itu, mencapai 5.000 hektare (ha) lebih. Targetnya, hingga 2022, suluruh lahan eks perkebunan kina itu berubah menjadi ladang kopi.

“Rencana penanaman Kopi di PTPN VIII sampai tahun 2022 mencapai 5,098 hektare. Bahkan, sampai dengan 2025 diharapkan bisa mencapai 5,375 hektare. Penanaman ini, terutama dilakukan di sekitaran daerah Pangalengan, tetpatnya di hulu Sungai Citarum,” kata Direktur Utama PTPN VIII, Dadi Sunardi, Senin (11/6).                          

Dikatakan dadi, penanaman kopi berskala besar di kawasan hulu Citarum itu, diharapkan dapat mendukung penguatan kondisi lahan dari risiko ancaman bencana banjir dan longsor. Hal ini, kata dia, karena tanaman kopi mampu menyimpan air di dalam tanah. “Itu kelebihan lain dari tanaman kopi,” ujarnya                           

Karena itu, kata Dadi, sejak 2012, pihaknya mulai melakukan diversifikasi usaha dan mulai menanam kopi. Pasalnya, selain dari segi bisnis menjanjikan, maka PTPN VIII juga mendukung pelestarian lingkungan terutama penyelamatan hulu Citarum sebelum dicanangkannya ‘Gerakan Citarum Bestari’.                          

Dikatakan Dadi, kebun yang sudah ditanami kopi itu antara lain di kebun Talun Santosa, luasnya mencapai 950 hektare. Juga ada di Kebun Purbasari, Kebun Sinumbra di Kabupaten Bandung, dan Kebun Dayeuh Manggung di Kabupaten Garut. Sebagian besar lahan yang dipakai, kata Dadi, adalah bekas kebun kina yang sudah tidak produktif dan tidak menguntungkan.

“Lahan-lahan tersebut (yang tidak produktif) juga sempat beralih fungsi ke tanaman sayuran akibat penjarahan dan penggarapan liar,” ungkapnya. Namun, dengan berbagai upaya dan pendekatan yang dilakukan, maka lahan-lahan tersebut kini kembali digarap oleh PTPN VIII dengan komoditas baru berupa tanaman kopi.                                

Saat ini, kata dia, hasil dari penanaman kopi itu sudah terlihat. Kata dia, ada area seluas itu, ada sektiar 10 hektare di Kebun Talun Santosa, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung sudah mulai dipanen. Kebun ini, ujar Dari, sudah mampu menghasilkan dengan produktivitas 400 kilogram (kg) //green bean// (beras kopi) per hektare.                                                    

“Yang jelas, kami menanam kopi, bukan semata-mata untuk tujuan ekonomis. Namun, juga untuk menyelamatkan lingkungan di Hulu Citarum,” tegas Dadi.

Di sisi lain, dikatakan Dadi, permintaan kopi asal Jabar yang sudah diakui dunia juga sangat besar. Sayangnya, ujar dia, produksi yang dihasilkan, belum bisa memenuhi semua permintaan. “Karena itu,  PTPN VIII berupaya memenuhi permintaan kopi yang berkelanjutan untuk konsumsi dalam negri maupun luar negeri karena kopi sudah menjadi life style. Mudah-mudahan, dengan perluasan penanaman kopi ini, bisa memenuhi kebutuhan tersebut,” tuturnya.

Direktur Produksi PTPN VIII Bambang Murtioso menambahkan, PTPN VIII menargetkan produktivitas  tanaman kopi per satuan luas bisa mencapai 922 kg per hektare (standar produktivitas kopi Arabika 1.000 kg/hektare ). Sedangkan tujuan ekspor produksi kopi PTPN VIII antara lain ke Eropa, Amerika, Asia, dan negara lainnya.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement