Senin 11 Jul 2016 13:16 WIB

55 Titik Panas Terpantau di 5 Wilayah Indonesia

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Dwi Murdaningsih
Titik panas. Ilustrasi
Foto: Antara
Titik panas. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), menyebutkan data 55 titik panas (hotspot) yang ada di lima wilayah Indonesia. Munculnya titik panas dipengaruhi faktor cuaca dan perilaku manusia. Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Yunus S Swarinoto,mengatakan 55 titik panas terpantau pada Senin (11/7) dinihari. Titik panas terpantau di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Maluku dan Papua.

"Munculnya titik panas dipengaruhi kondisi cuaca (naiknya suhu udara, kelembapan udara, hujan, angin) dan perilaku pembakaran hutan yang dilakukan manusia," ujar Yunus kepada Republika.co.id di Jakarta, Senin.

Dari lima wilayah, jumlah titik panas terbanyak di Kalimantan (30 titik) dan Sumatera (14 titik). Berdasarkan data BMKG, terdapat 21 titik panas signifikansi rendah, 14 titik panas signifikansi sedang, 15 titik panas signifikansi menengah dan lima titik panas signifikasi tinggi.

Menurut Yunus, titik panas dengan signifikansi tinggi yang paling berpotensi menjadi kebakaran hutan. "Pada signifikansi 80 persen-100 persen potensi kebakaran hutan sangat mungkin terjadi," tambah dia.

Terpisah, Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, membenarkan jika masih banyak titik panas yang ditemui hingga saat ini. Menurut pihaknya, faktor pembukaan ladang menjadi penyebab umum adanya titik panas.

"Sebagian besar penyebab karhutla di sengaja. Pembakaran dilakukan ntuk pembukaan kebun," ujar Sutopo ketika dikonfirmasi Republika, Senin.

Untuk mengatasi potensi meluasnya titik panas dan karhutla, pihak BNPB telah melakukan distribusi alat pemadaman ke sejumlah daerah, utamanya di Riau. BNPB pun tetap mengoperasikan dua helikopter MI-171 dan dua pesawat Air Tractor water bombing di Riau dan Sumatera Selatan.

Setiap hari helikopter dan pesawat tersebut mendukung satgas udara melakukan pemadaman dari udara. Di darat,  BNPB membantu banyak pompa air untuk pemadaman. Penanganan di Kalimantan dan Papua dilakukan oleh satgas darat dari BPBD setempat, TNI,  manggala agni, Damkar dan masyarakat peduli api.

baca juga: Tim Satgas Lanjutkan Penganggulangan Kebakaran Hutan di Siak

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement