Sabtu 09 Jul 2016 18:03 WIB

Cerita Buruh Gendong Beringharjo dengan Uang Rp 100 Ribu dari Jokowi

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Nur Aini
Rupiah (ilustrasi)
Foto: ANTARA
Rupiah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Buruh gendong di Pasar Beringharjo Adi Wiyono (60 tahun) asal Wedi, Klaten tampak sumringah setelah berjabat tangan dengan Jokowi dan isterinya di Gedung Agung Yogya, Sabtu (9/7). Karena usai jabat tangan dia mendapat amplop berisi Rp 100 ribu.

‘’Nggak tahu tadi dari Bu Jokowi atau Pak Jokowi. Uang ini mau saya pakai untuk nempur (memberi beras,’’ tuturnya.

Dia mengaku pulang kalau sudah mendapat uang dari menjual jasanya sebagai buruh gendong. ‘’Kalau tidak pulang, saya tidur di emperan toko,’’kata nenek dari seorang cucu ini yang datang tanpa  mengenakan alas kaki itu.

Sama halnya dengan Kromo Wiyono (70 tahun) warga Argodadi, Sedayu Bantul. Dengan mengenakan kain yang agak robek di bawahnya dan bersandal jepit, dia  sejak pagi sekitar pukul 07.30 sudah menunggu di depan Gedung Agung . ‘’Saya baru tahu tadi diberitahu sesama buruh gendong. Katanya mau bersalaman dengan Pak Jokowi . Alhamdulillah malah dapat uang Rp 100 ribu mau saya pakai untuk beli beras,’’ tuturnya.

Tak semua warga mendapat uang dalam acara open house Jokowi di Gedung Agung itu. Mereka yang dapat uang adalah para buruh gendong, tukang becak, pemulung.  Saat open house berlangsung, di belakang Jokowi dan istri ada dua ajudan yang membawakan amplop.

Ketika ada warga yang mau diberi uang, tangan kiri Jokowi ke arah belakang menerima uang dari ajudannya, sedangkan tangan kanannya untuk bersalaman. Jokowi memberikan uang kebanyakan kepada warga yang laki-laki, sedangkan isterinya memberikan uang kepada warga miskin yang perempuan. Sementara itu, untuk anak-anak kebanyakan mendapatkan buku tulis dua sampai empat buah. Buku tulis dibagikan oleh paspampers, setelah mereka bersalaman dengan Jokowi isteri, Sultan HB X dan permaisuri, Pratikno dan isteri serta Pramono Anung dan isteri.

Menurut Kepala Bagian Media Biro Pers Media Sekretariat Presiden Yudhi Wijayanto, warga dibagi menjadi 10 kelompok. Masing-masing kelompok mendapat kartu dengan warna berbeda. Setiap kelompok ada sekitar 300 orang. Setelah memasuki pintu Gedung Agung sebelah selatan, mereka akan mendapatkan kartu dan dipersilakan duduk sambil mendapatkan makanan ringan.

Kemudian mereka akan bergiliran untuk berjabat tangan dengan Presiden Jokowi secara berkelompok. Setelah mereka berjabat tangan dengan Jokowi, mereka bisa menikmati hidangan makan yang disiapkan di sisi utara Gedung Agung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement