REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengatakan polisi harus profesional mengungkap dalang aksi bom bunuh diri di Markas Polresta Solo, Jateng, Selasa (5/7).
"Saya berharap polisi profesional dalam mengungkap dalang aksi bom bunuh diri itu berdasarkan bukti. Jangan menuduh Islam dan jangan dilebar-lebarkan. Saya kira polisi tidak akan seperti itu," ujar Hidayat Nur Wahid kepada wartawan di Jakarta, Rabu (6/7).
Menurut dia,? aksi tersebut tidak ada hubungannya dengan Ramadan dan agama Islam. "Saya berharap aksi tersebut tidak seporadis. Kalo memang diarahkan kesana, Ini tugas negara dan kepolisian dan negara untuk melindungi tumpah darah Indonesia," kata dia.
Kalau Islam terlindungi saat puasa dan lebaran, lanjutnya, maka Islam akan cinta negara, dan memposisikan negara dengan baik. Dan dengan cara itu maka terorisme justru akan semakin bisa dikikis, maka dari itu pemerintah perlu hadir betul-betul untuk melindungi seluruh bangsa Indonesia.
Terkait dengan Revisi Undang-Undang Anti-Terorisme, ia mengharapkan pembahasan revisi dibahas dengan betul-betul dan bertanggung jawab sehingga menimbulkan aspek pencegahan yang lebih kuat dan juga aspek penghukuman yang menghadirkan penjeraan. "Tapi hal tersebut harus berdasarkan hukum," ujar dia.
Selain itu ia mengharapkan dalam revisi tersebut akan ada pendirian dewan pengawas untuk densus 88. "Sebab kalau tidak ada dewan pengawas nya ini akan menimbulkan kecurigaan densus 88 melakukan tindakan diluar daripada hukum. Saya berharap densus 88 tidak melakukan diluar hukum," kata dia.
Dengan ada dewan pengawasnya, densus 88 akan menghadirkan kredibilitas. "Dan berikutnya yang tak kalah penting juga terkait rehabilitasi bagi orang orang yang ternyata tidak terlibat dengan terorisme tapi terlanjur ditangkap dan salah tangkap oleh polisi," kata dia.