Rabu 06 Jul 2016 03:15 WIB

Kami yang tak Bisa Lebaran Bersama Keluarga

Karta Raharja Ucu
Foto:

Profesi lain yang jarang berkumpul bersama keluarga saat Lebaran tiba adalah wartawan. Tidak hanya di hari raya, seorang wartawan bisa mendapatkan penugasan sejak beberapa hari sebelum Lebaran tiba, atau saat musim mudik dan arus balik.

Ketika Lebaran tiba, seorang wartawan kerap mendapatkan penugasan untuk memantau arus lalu lintas selama musim mudik di sejumlah titik rawan kemacetan. Belum lagi wartawan Istana yang harus mengikuti kegiatan presiden dan wakil presiden. Tak hanya kepala negara, sejumlah tokoh yang menggelar open house di kediaman mereka juga harus mendapatkan porsi liputan.

Ya, libur Lebaran seorang jurnalis memang harus menyesuaikan dengan ketentuan kantor. Apalagi mereka yang masuk dalam tim mudik. Imbasnya, mereka tidak bisa Shalat Id sembari menggandeng istri atau suami dan anak karena harus menjalankan kewajiban pada hajatan tahunan tersebut.

Lebaran memang bukan liburan untuk wartawan. Untuk wartawan media cetak sudah pasti libur karena koran tidak terbit beberapa hari sebelum dan sesudah hari raya. Tapi berbeda dengan televisi, radio, atau media daring (online). Pasalnya, masyarakat menanti infomasi terbaru, seperti pantauan arus mudik dan arus balik.

Ketika orang lain berbelanja baju baru untuk Lebaran, kami para tenaga medis, polisi, atau wartawan malah sibuk melayani masyarakat. Ketika keluarga besar bercengkrama menikmati momen hari raya, kami bertarung dengan waktu karena dikejar deadline.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement