REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menjelaskan kronologi jebolnya tanggul pendamping Lumpur Lapindo, Sidoarjo, Jawa Timur. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan pada Rabu (29/6) malam terjadi hujan di wilayah Kecamatan Tanggulangin Angin dan Kecamatan Porong.
"Akibat air hujan, tanggul pendamping lumpur Lapindo jebol pada Kamis (30/6) sekitar pukul 03.00 WIB di sekitar titik 79 sehingga air meluber ke permukiman penduduk, tetapi belum sampai masuk rumah penduduk," kata Sutopo dalam keterangan persnya, Kamis (30/6).
Kemudian sekitar pukul 08.00 WIB, Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) sudah melakukan penimbunan kembali. "Saat ini tanggul jebol sudah tertutup dan air sudah surut," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, tanggul penahan lumpur Lapindo Sidoarjo di Desa Gempolsari, Kecamatan Tanggulangin jebol karena tidak kuat menahan debit air. Hal ini mengakibatkan air yang ada di kolam penampungan meluap ke persawahan. Sebab, debit volume air di kolam penampungan tersebut sudah sama dengan tanggul penahan kolam penampungan lumpur.