Selasa 28 Jun 2016 23:22 WIB

Menkumham Puji Kinerja Imigrasi Depok

  Petugas Imgrasi menujukkan paspor milik imigran asal Iran di Kantor Imigrasi Kelas 1 Jakarta Selatan, Kamis (20/6).    (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Petugas Imgrasi menujukkan paspor milik imigran asal Iran di Kantor Imigrasi Kelas 1 Jakarta Selatan, Kamis (20/6). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia (HAM) Yasonna Laoly mengapresiasi Imigrasi Kota Depok yang memberikan pelayanan terobosan yang kreatif dalam memebrikan layanan pada masyarakat.

"Perlu terobosan yang kreatif dalam banyak hal bahkan terobosan yang belum dan kita pikirkan agar pelayanan kepada masyarakat semakin membaik," kata Yasonna Laoly ketika menghadiri acara buka puasa bersama di Kantor Imigrasi Kota Depok, Selasa (28/6).

Pelayanan Imigrasi Kota Depok yaitu memberikan kepastian waktu selama satu jam kepada masyarakat yang akan membuat paspor dan juga Sistem Pemetaan Orang Asing (Sistapora). Menteri berharap agar masing-masing kantor meningkatkan pelayanan, kenyamanan dan antrean yang baik. Ini tentunya sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, dimana hal yang nyata dapat kita lakukan dalam melayani masyarakat.

Pelayanan yang baik kepada masyarakat ini tentunya dilakukan untuk kemajuan bangsa dan negara. "Kreatifitas dibutuhkan tentunya disesuaikan dinamika daerah itu sendiri mungkin cara dan metode yang berbeda," ujarnya.

Kepala Imigrasi Kota Depok Dudi Iskandar mengatakan pihaknya terus melakukan upaya perbaikan pelayanan kepada masyarakat. Menurut dia pelayanan pembuatan paspor dapat dilakukan dengan mudah dan cepat asal syarat-syarat yang telah ditentukan dipenuhi.

"Kami memberikan kepastian waktu lamanya hanya satu jam," katanya.

Sistapora, kata Dudi menjelaskan, merupakan penggunaan teknologi informasi untuk melacak dan mengetahui keberadaan orang asing dan juga masa berlakunya paspor orang asing. "Sistapora ini berbasis android dan juga iOS. Dengan adanya sistem ini kami bisa melacak keberadaan orang asing tersebut khusus hanya di wilayah Depok saja," katanya.

Dudi menjelaskan walaupun orang asing ini selalu berganti ponsel namun keberadannya tetap terdeteksi. Jadi bukan nomor ponselnya yang terdeteksi, tetapi nama dan password.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement