REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR, Fadli Zon meminta Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) New York dapat menjelaskan beredarnya fakmilis ihwal permintaan fasilitas yang mengatasnamakan dirinya untuk anaknya, Shafa Sabila Fadli selama berkegiatan di New York.
"Saya berharap pihak KJRI atau KBRI Washington yang menyebarluaskan surat tersebut bisa menjelaskan," kata dia saat berada di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (28/6).
Selain itu, Fadli juga berharap, lembaga negara tersebut bisa mengungkapkan ihwal siapa saja yang pernah dijemput atau difasilitasi oleh KBRI atau KJRI. Ia beralasan, hal tersebut untuk memastikan penyebarluasan berita faksimili itu, bukan dalam rangka diskriminasi. Karena dirinya yang seorang politisi dan berada di luar pemerintahan.
Fadli membantah pernyataan dari Konsul Jenderal RI di New York, Bambang YP Siahaan yang diberitakan salah satu media nasional ihwal adanya permintaan pendampingan bagi anaknya selama di New York. "Sekali lagi saya nyatakan tak pernah meminta permohonan tertulis maupun lisan terkait hal tersebut," ujar dia.
Sebab, ia menjelaskan, kegiatan Stagedoor Manor Camp yang diikuti anaknya, berlangsung di tempat khusus di Loch Sheldrake (2 jam dari New York City). Para peserta, harus tinggal dan menetap, serta tak boleh didampingi sama sekali.
Ia menuturkan, terkait penjemputan terhadap anaknya, itu merupakan isnisiatif stafnya untuk memastikan tak ada masalah imigrasi. Serta, menjamin keselamatan anaknya dari bandara ke tempat tinggal di rumah kawan orang Indonesia.
"Jika pun ada yang keliru dengan maksud saya, maka saya meminta maaf," ujar Fadli.
Ia berujar, akan segera mengganti biaya transportasi dari bandara ke rumah kawan orang Indonesia kepada pihak KJRI New York, melalui Kementerian Luar Negeri di Jakarta. Biaya tersebut, terdiri dari pengganti bensin selama 30-40 menit.
"Saya perkirakan dana KJRI yang terpakai untuk bensin sekitar 100 dolar AS atau Rp 1.340 juta," jelasnya.