REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan, gempa bumi terjadi di wilayah Selat Sunda dan sekitarnya. Menurut Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, gempa tersebut terjadi pada sekitar pukul 10.32 WIB dengan kekuatan 5 skala richter.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 6,16 lintang selatan dan 105,32 bujur timur. Tepatnya di Selat Sunda pada jarak 55 kilometer arah tenggara Telukbetung pada kedalaman 45 kilometer.
Dia melanjutkan, secara umum gempa ini dirasakan dalam skala intensitas II-III MMI (II SIG BMKG) di Bandar Lampung, Tanjung Karang, Cilegon, Serang dan Kotaagung. Agak berbeda dengan di daerah Liwa, yang mengalami guncangan dengan intensitas II-III MMI (II SIG BMKG).
"Dampak gempa bumi dirasakan oleh orang banyak tetapi tidak menimbulkan kerusakan. Benda-benda ringan yang digantung bergoyang dan jendela kaca bergetar," kata Daryono dalam rilisnya, Selasa (28/6).
Dia menambahkan gempa bumi ini dilaporkan sempat mengejutkan masyarakat di Bandar Lampung dan Tanjungkarang hingga beberapa orang berlarian keluar rumah. Daryono mengatakan ini merupakan gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia dengan hiposenter terletak di bawah Selat Sunda. Tak ada potensi terjadinya tsunami.
"Patut kita syukuri, meskipun pusat gempa bumi di laut, tetapi karena kekuatan gempa bumi relatif kecil sehingga gempa bumi yang terjadi tidak berpotensi tsunami."
Menurut keterangan sementara, hingga pukul 11.15 WIB, belum terjadi gempa bumi susulan. Masyarakat diimbau agar tetap tenang. "Khusus masyarakat di daerah pesisir Banten dan Lampung, diimbau agar tidak terpancing isu yang tidak bertanggungjawab karena gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," ujarnya.