Sabtu 25 Jun 2016 11:33 WIB

Dinkes Riau Pantau Peredaran Vaksin Palsu

Vaksinasi Anak.
Foto: abc
Vaksinasi Anak.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Riau memantau peredaran vaksin palsu dengan menggandeng Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). "Sekarang pihak Dinkes sedang melakukan pantauan terhadap peredaran vaksin ini, secara resmi melalui surat kami telah menginstruksikan kepada dinkes kabupaten/kota untuk meninjau khususnya di Rumah Sakit (RS) tipe C swasta, klinik, apotik dan praktek dokter mandiri," kata Kepala Dinkes Riau Andra Sjafril di Pekanbaru, Sabtu (25/5).

Dia mengatakan pihaknya menggandeng BPOM untuk turun langsung menelaah ada tidaknya peredaran vaksin palsu di wilayah setempat. Peredaran vaksin palsu ditemukan di Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan Banten. Vaksin palsu yang ditemukan di antaranya vaksin campak, hepatitis B, tubercolosis (TB), tetanus hingga vaksin polio. "Sebagai langkah antisipasi agar peredarannya tidak masuk ke wilayah setempat, kita lakukan pantauan ini," ujarnya.

Andra mengimbau masyarakat Riau jika menemukan vaksin dengan ciri tidak memiliki nomor Departemen Kesehatan (Depkes), agar melaporkan kepada pihaknya untuk dapat ditinjau lebih lanjut. "Vaksin ini tidak jelas tercantumnya nomor Depkes, dan warna tutupnya tidak seperti yang dimiliki biofarma (vaksin resmi)," sebut dia.

Dia mengatakan Kementerian Kesehatan melalui Dinas Kesehatan menetapkan vaksin yang resmi yakni dari PT Biofarma dan disalurkan kepada Puskesmas dan Pos Pelayan Terpadu (Posyandu). Sedangkan untuk vaksin palsu sendiri, ia belum bisa mengemukakan efek sampingnya karena diperlukan tim pengkaji melakukan penelitian lebih lanjut.

"Intinya kualitas dari vaksin ini tidak terjaga, kemanjurannya dipertanyakan, untuk efek samping harus dilakukan penelitian lebih dalam lagi," kata Andra menegaskan.

(Baca Juga:  Menkes Imbau Publik tak Panik Soal Vaksin Palsu)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement