REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Edi Sukmoro menjelaskan, perkembangan proyek kereta bandara internasional Soekarno-Hatta. Menurutnya pembangunan saat ini masih menghadapi penyelesaian masalah terkait lahan.
"Sekarang sedang finalisasi untuk permasalahan lahan. Penyelesaian lahan ada dua masalah," ujarnya di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (23/6).
Pertama, ialah lahan yang diklaim, yang digugat masyarakat. Ia mengatakan, yang digugat ini sudah sampai ke pengadilan dan sudah putus dengan Mahkaman Agung bahwa KAI menang.
"Sekarang tinggal bagaimana eksekusinya di lapangan dalam hal konsinyasi. Jadi kalau mau (dibebaskan) mereka tinggal ambil (uang ganti ruginya), kalau enggak mau, ya uang kami titip di pengadilan dan lahan sudah bisa dikerjakan," ungkapnya.
Persoalan kedua, masalah tanah berhimpit yang bentuknya ada pemilik lahan, di mana, lahannya terbagi tiga. Bagian pertama yang dilewati proyek KAI, akan dibebaskan. "Bagian sebelahnya tanah kosong yang tidak kena penbebasan. Nah, bagian sebelahnya lagi untuk tol. Nah tanah yang di tengah tadi yang nggak dibebaskan kan berarti terhimpit," lanjutnya.
Dari tanah yang memang harus dibebaskan KAI, ia mengaku sudah menyiapkan anggaran untuk pembebasan lahan. Sedangkan, yang terhimpit sudah disediakan oleh Jasamarga akan dibebaskan.
"Nah yang jadi masalah adalah tanah tol ini (tanah yang akan diambil Jasamarga). Sebenarnya sudah ada pernyataan dari Kementerian PUPR untuk segera diambil. Karena memang mau dibuat tol. Hanya saja sedang diproses administrasinya supaya ini (anggarannya) turun," ucapnya.
Ia mengaku, terus bernegosiasi dengan pemilik tanah. Menurutnya, sudah ada surat jaminan untuk pembelian lahan, namun pemilik lahan masih enggan melepasnya. "Target dan arahan dari Bapak Presiden, semester I selesai 2017, saya katakan, begitu tanahnya selesai itu pasti tercapai," kata Edi.
Hal ini lantaran, pembangunan stasiun yang akan dibangun di Sudirman Baru sudah dilakukan pemancangan. Kemudian Stasiun di Bandara Soekarno-Hatta dan Duri sudah dimulai. Ia menjelaskan, urgensi kehadiran kereta bandara, guna memberi kemudahan bagi penumpang pesawat yang kerap terjebak kemacetan baik menuju setelah dari bandara.
"Karena memang saya melihat kalau weekend itu di bandara mampet. Kalau sudah weekend, mobil nggak jalan sehingga harus masuk itu kereta bandara," katanya menambahkan.