Selasa 21 Jun 2016 16:51 WIB

Kapal Ikan Cina Bergerombol Masuk Laut Natuna

Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda TNI A. Taufiq R (tengah) (Antara/Hafidz Mubarak A.)
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A.
Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda TNI A. Taufiq R (tengah) (Antara/Hafidz Mubarak A.)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapal Cina Han Tan Cou 19038 di Laut Natuna,Kepulauan Riau pada Jumat (17/6) masuk secara bergerombol, dan menurut Panglima Koarmabar TNI AL Laksamana Muda TNI Achmad Taufiqoerrohman hal itu dilakukan untuk menyiasati pengamanan yang dilakukan Indonesia.

"Ini strategi mereka, jadi kalau ditangkap satu, kapal lainnya bisa kabur," kata Laksamana Muda Taufiqoerrohman di Aula Koarmabar, Jakarta, Selasa (21/6).

Dia mengatakan pada Jumat itu saat Koarmabar melakukan patroli mereka menemukan 12 kontak mencurigakan di sekitar laut Natuna ternyata ada 12 kapal ikan yang berada di laut tersebut.

Menurut perwira tinggi itu, ada satu kapal yang sedang melakukan penjaringan, dan kemudian ditangkap, sementara 11 kapal lain melarikan diri. Kemudian KRI Imam Bonjol milik TNI Angkatan Laut menangkap kapal Cina yang melakukan penangkapan ikan di area Zone Eksklusif Ekonomi di perairan Natuna, Kepulauan Riau tersebut.

Ketika akan dibawa,datanglah kapal penjaga pantai atau coast guard yang mengawal kapal asing tersebut, dan mereka meminta agar kapal tersebut dilepaskan dengan alasan kapal ikan itu masih melakukan penangkapan ikan di wilayah pancing Cina.

"Mereka cukup provokatif datang dengan kecepatan tinggi dan tiba-tiba berhenti di depan kita. Tapi pasukan tetap tenang, meski dia ikuti kami sampai keluar, kami tidak mau menyerahkan ABK sampai kami bawa ke Pulau Natuna," kata dia.

Berdasarkan data, pada rentang Mei-Juni 2016 saja, sudah dua kapal Tiongkok yang ditangkap TNI AL di perairan tersebut. Oleh sebab itu dia menginginkan semua pihak untuk menyelesaikan Laut China Selatan demi menjaga kedaulatan Indonesia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement