REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penunjukan Komjen Tito Karnavian oleh Presiden Jokowi, untuk mengisi posisi Kapolri menggantikan Jenderal Badrodin Haiti, bisa dikatakan mengejutkan karena nama Kepala Badan Penanggulangan Teroris Nasiomal (BNPT) awalnya tidak masuk dalam rekomendasi Kompolnas.
Selain itu, nama Tito yang masih tergolong junior jika dibandingkan calon lain seperti Wakapolri Komjen Pol Budi Gunawan, Irwasum Polri Komjen Dwi Priyatno, Komjen Putut Eko Bayuseno, dan calon lainnya.
Namun, Sekretaris Jenderal DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno yakin bahwa penunjukan Tito bukan hal yang keliru. Menurutnya Tito merupakan orang yang tepat untuk mengisi jabatan Kapolri.
“Kami menyambut baik usulan tunggal Presiden Joko Widodo untuk calon Kapolri yang baru, Komjen Tito Karnavian. Komjen Tito ini merepresentasikan calon Kapolri yang tidak semata-mata muda secara usia, tapi juga menunjukkan progresivitas, kecerdasan, kapasitas, dan integritas untuk memajukan institusi kepolisian,” kata Eddy di Jakarta, Senin (20/6).
Selain itu, lanjutnya, pengalaman Tito yang pernah menjadi Kapolda Banten dan Kapolda Papua dinilai bisa menjawab tantangan stabilitas politik Indonesia ke depan, seperti Pilkada 2017 dan Pilkada 2018.
“Pengalaman Tito di Banten, Papua, dan BNPT sudah tidak perlu kita ragukan lagi, tapi tantangan ke depannya adalah bagaimana Tito bisa mengamankan gelaran Pilkada Serentak tahun 2017 dan 2018,” ujarnya.
Sementara itu, pengamat kepolisian Adrianus Meliala menilai penunjukan Komjen Tito Karnavian sudah tepat. Menurutnya selama Tito menjadi korps Tribata, rekam jejaknya bersih dan selalu berprestasi di setiap penempatan tugasnya.
”Tito sudah memiliki gelar Phd, Sespimti dia mendapat gelar nomor 1 dan di Lemhanas juga nomor 1. Jadi secara kualitas, dia sudah tidak diragukan lagi. Selain itu, rekam jejak Tito bersih,” kata Adrianus.